JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menegaskan perekonomian Indonesia masih tetap menunjukan pemulihan yang kuat, antara lain didukung ekspektasi permintaan menjelang Lebaran.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan terkendalinya inflasi dan daya beli masyarakat yang secara bertahap membaik menjadi indikator tersendiri sikap optimistis pemerintah. Menurutnya, sinyal itu bisa ditangkap dari indeks penjualan ritel juga mencatat kenaikan yang tajam, yaitu sebesar 4,8 persen year on year (yoy), sehubungan dengan momen Ramadan.
“Pemerintah yakin pada bulan April akan tetap terjaga dengan baik dan memberikan kontribusi bagi momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi,” ujarnya ketika memberi pemaparan kepada awak media, dikutip Selasa, 18 April.
Menkeu menjelaskan, tingkat inflasi domestik per Maret melambat, terutama dari inflasi volatile food yang mengalami penurunan, serta inflasi inti yang juga menurun.
BACA JUGA:
“Pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga terutama di masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Inflasi yang terkendali menjadi hal positif dan membantu meningkatkan daya beli masyarakat,” tuturnya.
Menkeu menambahkan, kinerja Neraca Perdagangan (NP) masih melanjutkan surplus, memasuki bulan ke-35 dengan torehan surplus sebesar 2,91 miliar dolar AS.Namun demikian, akibat pelemahan ekonomi global, ekspor dan impor juga mengalami kontraksi.
“Outlook pertumbuhan ekonomi domestik 2023 relatif stabil, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi. Bahkan IMF merevisi ke atas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0 persen (yoy) dari sebelumnya 4,8 persen (yoy) di tengah ketidakpastian global yang harus tetap diwaspadai,” tutup dia.