Ngeri, Kanopi Kokpit Seberat 90 Kilogram Terlepas Saat Terbang, Jet Tempur F-2 Jepang Mendarat Darurat
Ilustrasi jet tempur Mitsubishi F-2 ASDF Jepang. (Wikimedia Commons/Marine Cpl. Ashleigh Bryant)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah jet tempur Angkatan Udara Bela Diri (ASDF) Jepang kehilangan kanopi kokpit dengan berat sekitar 90 kilogram, saat terbang di atas daerah pegunungan di barat daya Jepang pada Hari Minggu.

Mengutip Kyodo News 11 Oktober, Kementerian Pertahanan Jepang menyebut hingga saat ini belum ada laporan tentang cedera atau kerusakan properti, akibat insiden tersebut.

Kanopi jet tempur F-2 jatuh dari pesawat saat menjalani misi menanggapi kemungkinan pelanggaran wilayah udara Jepang oleh pesawat asing, menyebabkan pilot terkena terpaan langsung angin di tengah penerbangan, sebut pihak kementerian.

Pasukan Bela Diri Jepang langsung dikerahkan untuk mencari kanopi yang berukuran panjang sekitar 150 sentimeter, lebar 90 cm dan tinggi 80 cm, yang diyakini telah jatuh di Asakura, Prefektur Fukuoka.

Akibat insiden yang terjadi sekitar pukul 12:50 tersebut, pesawat tempur itu melakukan pendaratan darurat di Pangkalan Udara Tsuiki setelah insiden tersebut.

Selain itu, pesawat tersebut juga dikatakan kehilangan tangga seberat 480 gram. Sebagai gantinya, pesawat lain dikerahkan untuk menggantikan jet tempur F-2 untuk misi perebutan, kata kementerian itu.

ASDF memutuskan untuk melakukan inspeksi terhadap semua pesawat dan untuk melihat, apakah ada bagian lain yang jatuh dari pesawat tempur F-2.

"Kami minta maaf karena menimbulkan kekhawatiran bagi penduduk setempat dan masyarakat umum," sebut kementerian itu dalam pernyataannya.

Terpisah, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan Hari Senin, insiden itu serius karena bisa menimbulkan bahaya besar bagi masyarakat setempat.

Sementara itu, Yoshitomo Aoki, seorang ahli penerbangan mengatakan, kehilangan kanopi seperti itu jarang terjadi. Tetapi, bagian yang longgar atau rusak dapat menyebabkan insiden seperti itu.

"Tetapi, hilangnya kanopi tidak akan mempengaruhi fungsi penerbangan pesawat," jelasnya.