JAKARTA - Jepang meminta militer Amerika Serikat untuk mengandangkan armada jet tempur F-16 di negara itu, setelah satu jet tempurnya membuang dua tangki bahan bakar di timur laut Jepang, sebelum melakukan pendaratan darurat Selasa lalu, kata Menteri Pertahanan Nobuo Kishi.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan telah mengajukan permintaan untuk menangguhkan operasi pesawat tempur F-16 sampai keselamatan mereka dikonfirmasi, menyusul insiden di Prefektur Aomori pada Hari Selasa yang memicu masalah keamanan ketika satu tanki tampaknya mendarat di daerah pemukiman meskipun tidak ada yang terluka.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Jepang juga meminta pasukan Ameria Serikat untuk menyelidiki insiden tersebut, kata para pejabat.
"Masalah ini sangat serius," sebut Kishi kepada wartawan, seraya menambahkan ia "menginstruksikan pejabat kementerian untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk memastikan bahwa semua tindakan yang mungkin diambil," seperti dikutip dari Kyodo News 2 Desember.
Sementara itu, Wing Tempur ke-35 Pangkalan Udara Misawa mengatakan dalam pernyataan, sebuah jet tempur F-16 mengalami masalah selama penerbangan dan pilotnya membuang tangki bahan bakar di daerah yang tidak berpenghuni, dekat Gunung Iwaki di Prefektur Aomori.
Pesawat tersebut mendarat di Bandara Aomori sekitar pukul 18:10. pada Hari Selasa. Polisi melihat serpihan logam dan cairan yang diyakini sebagai bahan bakar sekitar 20 hingga 30 meter dari beberapa rumah di Kota Fukaura dengan populasi sekitar 7.600 jiwa, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Gunung Iwaki.
Pembuangan tangki tersebut menyusul sejumlah insiden serupa oleh jet tempur AS di prefektur timur laut dalam beberapa tahun terakhir.
Terpisah, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan dalam konferensi pers Hari Rabu, Pemerintah Jepang telah menyampaikan kepada pasukan AS di Jepang bahwa dumping itu sangat disesalkan.
Sementara itu, Kolonel Timothy Murphy, wakil komandan Wing Tempur ke-35 Pangkalan Udara Misawa, mengatakan kepada Walikota Fukaura Mitsuru Yoshita saat mereka bertemu Rabu, "Kami sangat menyesalkan tangki bahan bakar masuk ke kota. Kami sangat berterima kasih karena hal itu tidak terjadi, tidak melukai siapa pun."
"Apa yang bisa saya katakan kepada Anda, kami memiliki penyelidikan yang sangat menyeluruh terkait dengan insiden itu," jelasnya.
Tak hanya itu, Murphy juga mengatakan sangat menyesalkan pernyataan awal pihaknya, yang menyebut pilot membuang tangki bahan bakar di daerah yang tidak berpenghuni.
Sementara, Gubernur Aomori Shingo Mimura mengatakan, pemerintah prefektur akan membuat 'protes serius' kepada militer Amerika Serikat dan Kementerian Pertahanan atas masalah tersebut.
Wakil menteri pertahanan senior Makoto Oniki mengunjungi Aomori untuk memberi tahu pejabat setempat tentang insiden tersebut.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Bandara Aomori kembali beroperasi pada Rabu pagi setelah pendaratan darurat mendorong penutupan satu-satunya landasan pacu bandara, yang mempengaruhi beberapa penerbangan domestik, menurut pemerintah prefektur.
Biro Pertahanan Tohoku menyatakan mereka telah mengkonfirmasi, benda logam yang ditemukan di dekat kantor pemerintah kota di Fukaura merupaka salah satu dari dua tangki yang dijatuhkan dari jet. Tangki lainnya belum ditemukan.
Pada tahun 2015, sebuah jet tempur F-16 membuang tangki bahan bakarnya ke Laut Jepang di Prefektur Aomori. Selang tiga tahun kemudian, pesawat tempur F-16 lainnya membuang tangki bahan bakarnya ke danau dekat pangkalan Misawa pada tahun 2018.