Bagikan:

JAKARTA - Jepang berencana merancang rudal baru untuk jet tempur generasi mendatang yang sedang dikembangkannya bersama Inggris dan Italia, dengan tujuan untuk melengkapi mereka dengan rudal tersebut ketika pertama kali memasuki dinas di Negeri Matahari pada 2035 mendatang, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.

Sebuah studi yang melibatkan Jepang dan Inggris mengenai jet tempur baru apa yang cocok untuk digunakan oleh Pasukan Bela Diri Udara Jepang menunjukkan, rudal udara-ke-udara buatan dalam negeri pada awalnya akan menjamin kinerja yang lebih baik dengan biaya lebih rendah dibandingkan rudal udara-ke-udara Meteor buatan Eropa, menurut sumber itu, dilansir dari Kyodo News 5 September.

Namun di masa depan, Jepang mungkin mempertimbangkan untuk melengkapi pesawat tempur barunya dengan rudal yang digunakan pada pesawat tempur Inggris dan Italia untuk meningkatkan kemampuan mereka, kata sumber tersebut.

Peluncuran proyek jet tempur gabungan ini diumumkan pada bulan Desember lalu oleh para Pemimpin Jepang dengan kedua anggota NATO di tengah meningkatnya ketegangan keamanan global, termasuk invasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan kekuatan militer Tiongkok.

Ini adalah pertama kalinya Jepang terlibat dalam pengembangan alutsista dengan negara selain Amerika Serikat.

Saat ini ketiga negara sedang mengerjakan desain dasar bodi pesawat dan detail mesin.

Untuk menyederhanakan proses pembangunan, mereka mengadakan pembicaraan untuk membentuk sebuah badan untuk melaksanakan keputusan yang dibuat oleh otoritas pertahanan ketiga negara.

Jepang berencana mengerahkan jet tempur baru ini sebagai penerus sekitar 90 pesawat tempur F-2 ASDF yang sudah tua dan akan mulai pensiun pada tahun 2035, dan total sekitar 240 jet tempur Eurofighter di Inggris dan Italia akan diganti, menurut Kementerian Pertahanan Jepang.

Sementara, Rudal Meteor yang dikembangkan oleh enam negara Eropa termasuk Inggris dan Italia, akan digunakan pada Eurofighter dan pesawat lainnya, dan juga kemungkinan akan menjadi kandidat untuk digunakan pada jet tempur baru di kedua negara.

Sedangkan untuk perangkat elektronik yang akan dipasang pada pesawat tempur baru tersebut, pesawat angkut ASDF C-2 akan dimodifikasi untuk melakukan uji terbang.

Selain itu, kajian mengenai kecerdasan buatan juga akan dipromosikan untuk mengembangkan drone, guna membantu operasional jet tempur.