Inggris-Jepang-Italia Patungan Bangun Jet Tempur Canggih Masa Depan, Produsen Rudal Eropa Bakal Gabung
Ilustrasi jet tempur yang dikembangkan bersama Inggris, Italia dan Jepang. (Wikimedia Commons/防衛省)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris disepakati akan menjadi tuan rumah program pengembangan pesawat tempur generasi berikutnya bersama Italia dan Jepang, menurut empat sumber yang mengetahui.

Ketiga negara tersebut membentuk Global Combat Air Program (GCAP) pada Bulan Desember 2022, setelah Inggris dan Jepang sepakat untuk menggabungkan upaya tempur mereka dalam sebuah kolaborasi terobosan yang bertujuan untuk mengerahkan pesawat canggih pada pertengahan dekade berikutnya.

Jepang dan Inggris akan mendominasi desain dan manufaktur pada proyek tersebut, dengan pengalaman London yang lebih dalam dan terkini dalam pengembangan jet tempur, kemungkinan akan memberinya peran utama dalam mengatur program tersebut, kata tiga sumber, yang mengetahui diskusi internal.

"Kantor pusatnya akan berada di Inggris, tapi demi keseimbangan, seseorang dari Jepang bisa memimpinnya," kata salah satu sumber, yang meminta namanya tidak disebutkan, melansir Reuters 21 September

"Diskusi mengenai markas tersebut sedang berlangsung dan kami tidak dapat mengomentari lokasinya," kata badan pengadaan pertahanan Jepang melalui email.

Namun, kerangka pengembangan untuk pesawat tempur tersebut akan ditetapkan pada tahun fiskal berikutnya, tambahnya.

"Belum ada keputusan akhir yang dibuat mengenai lokasi tersebut dan kami tidak akan mengomentari spekulasi tersebut," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris.

Sementara itu, pejabat di Kementerian Pertahanan Italia tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Reuters pada bulan Maret melaporkan bahwa Italia akan membayar sekitar seperlima dari keseluruhan biaya pembangunan, yang dianggap “spekulatif” oleh pemerintah negara tersebut.

Bulan ini, kepala perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Italia Leonardo mengatakan, Arab Saudi tidak akan menjadi mitra inti dalam proyek tersebut, setelah Financial Times bulan lalu mengatakan pihaknya mendorong untuk bergabung.

GCAP dapat menyambut negara ini dalam peran yang lebih terbatas, karena hal ini akan mendatangkan uang dan pasar yang menguntungkan bagi proyek yang diperkirakan menelan biaya puluhan miliar dolar, kata ketiga sumber tersebut.

Salah satu tetangganya di Timur Tengah, Uni Emirat Arab, juga menunjukkan minatnya dalam proyek ini, tambah mereka.

Terdapat pembicaraan mengenai kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan Arab Saudi, namun belum ada keputusan selain itu, kata Richard Berthon, direktur Future Combat Air di Kementerian Pertahanan Inggris, pada pameran senjata DSEI di London pekan lalu.

"Di London sudah jelas bahwa mereka mungkin akan datang di kemudian hari," kata sumber Kementerian Pertahanan Italia, yang menolak disebutkan namanya.

Diketahui, GCAP melibatkan BAE Systems (Inggris), Mitsubishi Heavy Industries (Jepang) dan Leonardo SpA (Italia).

Terpisah, pembuat rudal Eropa MBDA juga akan bergabung dalam proyek ini, bersama dengan produsen avionik Mitsubishi Electric Corp. Sedangkan Rolls-Royce PLC dari Inggris, IHI Corp dari Jepang dan Avio Aero dari Italia akan mengerjakan mesin jet tempur tersebut.

Mengutip situs Leonardo, GCAP adalah program yang sangat penting bagi keamanan, kemakmuran politik dan ekonomi setiap negara. Melalui transfer pengetahuan dan teknologi yang efektif, akan membantu mengembangkan dan menghasilkan kemampuan tempur udara berdaulat yang penting di setiap negara untuk generasi mendatang.