Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan memperkenalkan layanan komersial taksi drone atau kendaraan mobilitas udara perkotaan (UAM), paling cepat pada akhir 2025, untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas di jalan-jalan Seoul, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi mengatakan Selasa.

Di bawah rencana ambisius, kementerian membagikan rancangannya untuk memperkenalkan taksi drone tak berawak pada tahun 2035, setelah uji coba 10 tahun menguji stabilitas teknologi kendaraan udara tanpa pengemudi. Otoritas pertanahan akan memulai tes percontohan untuk taksi drone tanpa pengemudi pada awal 2030, sebelum komersialisasi penuh mereka.

Pasar kendaraan UAM masih dalam masa pertumbuhan. Namun, sekelompok pembuat mobil dan perusahaan teknologi memperluas investasi ke dalam sistem UAM di bawah premis untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah metropolitan utama di seluruh dunia.

Kementerian pertanahan mengharapkan pasar UAM global tumbuh dengan pesat, mencapai ukuran perkiraan 730 triliun won atau sekitar 617,59 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2040. Perkiraan nilai pasar UAM domestik bisa mencapai sekitar 13 triliun won pada saat itu, kata Kementerian.

Selain itu, kementerian juga akan membangun 'vertiport' di pusat lalu lintas utama di ibu kota, di mana taksi drone dapat lepas landas dan mendarat dengan aman secara vertikal.

Taksi drone akan terbang pada ketinggian 300 hingga 600 meter, dengan penumpang UAM akan dapat mencapai tujuan mereka tiga kali lebih cepat daripada menggunakan mobil konvensional, menurut kementerian.

Guna mengembangkan ekosistem industri taksi drone, pihak kementerian juga berencana untuk menggandeng perusahaan swasta. Untuk itu, kementerian berencana menyeleksi perusahaan pengelola vertiport dan UAM untuk mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan.

Pada November 2020, otoritas Kota Seoul dan kementerian berhasil menggelar demonstrasi penerbangan taksi drone. Kendaraan udara dua kursi itu terbang sekitar tujuh menit di atas Yeouido, pusat kota Seoul.

Kementerian berencana untuk mengadakan acara uji terbang kedua kendaraan UAM sekitar bulan November di Bandara Internasional Incheon. Tetapi, karena tidak ada standar global untuk industri yang sedang berkembang, masih harus dilihat jenis kendaraan apa yang akan digunakan untuk versi taksi drone di Korea.

Rincian lebih lanjut dari visi tersebut telah dimasukkan dalam buku konsep UAM yang dirilis oleh kementerian pada Hari Selasa. Kementerian mengatakan, mereka juga akan terus memperluas kemitraannya dengan perusahaan teknologi untuk penelitian dan pengembangan kendaraan UAM.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengkomersialkan UAM, sistem transportasi perkotaan mutakhir, lebih awal," kata Wakil Menteri Pertanahan Kedua Hwang Seong-kyu dalam pernyataannya, mengutip Korea Times 28 September.