JAKARTA – Mobil terbang akan menjadi solusi bagi para pengemudi yang ingin menghindari kemacetan dan banyaknya lampu merah. Selama ini mobil terbang sudah ada dalam karya-karya sains-fiksi. Kini mobil terbang akan segera hadir dalam dunia nyata.
Pihak Hyundai secara terang-terangan mengatakan bahwa mobil terbang akan segera hadir dalam waktu dekat. Pernyataan dari produsen mobil asal Korea Selatan tersebut menandakan era baru otomotif bakal segera datang.
Berdasarkan laporan dari Sputnik News, kepala eksekutif operasional Hyundai untuk Eropa, Michael Cole memberikan prediksi yang berani dalam ajang Consumer Electronic Show tahun ini. Dia mengatakan bahwa mobil terbang bakal hadir di seluruh dunia pada akhir dekade ini.
Semenetara itu, The Guardian melaporkan bahwa Cole telah mengungkapkan Hyundai sudah melakukan “investasi yang signifikan” dalam pengembangan mobil terbang untuk area perkotaan. Hyundai meyakini mobil terbang akan menjadi bagian penting bagi kendaraan di masa depan.
“Kami berpikir bahwa pada akhir dekade ini tentu saja, mobilitas udara perkotaan akan menawarkan peluang besar untuk mengurai kemacetan di kota-kota, untuk membantu pengurangan emisi, baik itu mobilitas intra-kota di udara atau bahkan antarkota", kata Cole.
BACA JUGA:
Cole juga menambahkan bahwa ambisi Hyundai tersebut merupakan bagian dari upaya menghadirkan “solusi masa depan perusahaan yang menawarkan solusi mobilitas cerdas yang inovatif.”
Pada ajang Consumers Electronics Show tahun lalu, Hyundai dan Uber telah memamerkan taksi terbang buatan mereka. Taksi tersebut akan membawa penumpang tanpa harus terjebak kemacetan di jalanan.
Kala itu, Uber berencana meluncurkan taksi terbangnya pada tahun 2023 mendatang. Namun, hingga saat ini perusahaan belum memberikan pernyataan resminya.
Di sisi lain, Hyundai juga terlibat dalam proyek pengadaan landasan mobil terbang di Inggris yang akan diterapkan pada penghujung 2021 ini. Landasan tersebut disebut “pop-up airport”.
“Landasan Urban-Air akan mendukung sejumlah kendaraan, termasuk taksi udara dan drone pengiriman otonom", kata juru bicara Universitas Coventry, yang menangani proyek tersebut dalam siaran pers pada Februari 2021 lalu.