JAKARTA - Puluhan tenaga kesehatan Filipina menggelar protes di ibukota Manila Hari Rabu, menuntut diakhirinya pengabaian pemerintah dan tunjangan yang tidak dibayar, saat tekanan terhadap rumah sakit meningkat akibat COVID-19.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan alat pelindung diri lengkap, seperti masker medis, pelindung wajah hingga jubah pelindung, berkumpul di Departemen Kesehatan (DOH), memegang plakat menuntut tunjangan risiko dan pembayaran bahaya mereka, serta pengunduran diri Menteri Kesehatan Francisco Duque.
Filipina melewati angka 2 juta dalam kasus virus corona pada Hari Rabu, dengan seperlimanya tercatat dalam sebulan terakhir saja. Staf medis kewalahan dengan 103 telah meninggal selama pandemi, di antara sekitar 33.500 kematian akibat virus corona secara keseluruhan.
"Sangat menyedihkan bahwa banyak dari kita telah meninggal, banyak dari kita menjadi sakit, dan banyak yang mengundurkan diri atau memilih untuk pensiun dini, namun kita masih berlutut di hadapan DOH untuk memberi kita tunjangan kita," Robert Mendoza, Presiden Alianse Tenaga Kesehatan, mengutip Reuters 1 September.
Sementara itu, Presiden Rodrigo Duterte memberi waktu 10 hari bagi Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan mulai 21 Agustus, untuk membayar pekerja kesehatan, menyusul ancaman perawat untuk mengundurkan diri dan serikat pekerja memperingatkan pemogokan.
"Pemerintah berjanji akan memberikan manfaat hari ini tetapi sampai sekarang belum. Kasihan kami, karena kami yang meminta," kata perawat Nico Oba.
Sementara itu, Presiden Duterte telah mendukung Menteri Kesehatan Duque selama seruan berulang kali untuk pengunduran diri. Terbaru, Duque didesak mundur terkait dengan temuan auditor negara mengenai anggaran penanganan COVID-19.
BACA JUGA:
Duque pada Hari Rabu mengatakan kepada Reuters, Pemerintah Filipia sedang mengerjakan pelepasan manfaat tetapi meminta lebih banyak waktu.
Terpisah, Asosiasi Perawat Filipina mengadakan protes sendiri secara virtual untuk menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan lebih banyak staf di rumah sakit, hampir sepertiga di antaranya telah mencapai 'tingkat kritis' dengan tingkat hunian lebih dari 85 persen, menurut data pemerintah.
Untuk diketahui, seperti negara di Asia Tenggara yang memilik tingkat vaksinasi rendah, terjadi lonjakan kasus infeksi karena varian Delta, serta mencatat rekor harian sebanyak 22.366 kasus pada Hari Senin.