Dipantau Ketat Satgas COVID-19, Sekolah yang Melanggar Prokes Bakal Ditutup
Proses PTM di SMA 77 Cempaka Putih, Jakarta Pusat. (Foto: Rizky Sulistio/ VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sekolah yang kedapatan melanggar protokol kesehatan (Prokes) pada penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dipastikan akan ditutup. Pernyataan itu disampaikan Ketua Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Jakarta, Iman Satria bersama anggota dewan Komisi E lainnya.

"Sekolah melanggar dipastikan akan dilakukan penutupan, hal itu jika ada temuan. Tapi awalnya kita berikan teguran dulu jika tidak diindahkan akan ditutup," kata Iman saat meninjau PTM di SMA 77 Cempaka Putih, Rabu 1 September.

Menurut Iman, penutupan dilakukan guna mencegah adanya cluster baru di tingkat pelajar. Namun dirinya berharap hal tersebut tidak terjadi. Seluruh sekolah diharapkan mentaati aturan prokes ditengah pandemi COVID - 19.

"Hari ini kami dari Komisi E melakukan peninjauan di 5 wilayah salah satunya SMA 77. Sejauh ini belum ada temuan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 77, Sri Ramoni Utami mengatakan bahwa PTM di hari kedua ini tidak ditemukan adanya keluhan apapun. Semua para peserta didik dan tenaga didik dalam keadaan sehat.

"Semuanya dalam keadaan sehat selalu hingga PTM hari kedua ini. Semua murid dan tenaga pendidik wajib ikuti prokes dan diperiksa suhu tubuhnya," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kasatpol PP Jakarta Pusat Bernard Tambunan mengatakan, saat PTM berlangsung di tiap sekolah, pihaknya turut mengawasi protokol kesehatan dan jumlah siswa di tiap kelas.

"Kami awasi jangan sampai melanggar dari ketetapan. Kalau di Imendagri nomor 35, sekolah sudah boleh PTM di level 3. Pendidikan boleh dengan kapasitas 50 persen. Tetap kita awasi," katanya saat dihubungi VOI, Rabu 1 September, sore.

Meski Satpol PP memiliki keterbatasan personel, dirinya tetap mengatur kuota anggotanya agar tetap dapat mengawasi penerapan PTM. Pasalnya, sebagian anggota untuk pengawasan masker, tempat usaha dan perkantoran. Sekarang ini bertambah lagi mengawasi sekolah.

"Satpol PP di tiap kecamatan saya perintahkan 15 orang mengawasi PTM di sekolah-sekolah, tapi mereka mutar engga standby. Sedangkan dari tingkat kota kita kerahkan 3 tim yang berisi 25 personel untuk mengawasi prokes selama PTM," ujarnya.