Bagikan:

SURABAYA - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mendesak pihak sekolah membentuk satuan tugas (satgas) COVID-19 jelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Tujuannya guna memastikan protokol kesehatan (prokes) diterapkan secara ketat, agar tidak muncul klaster baru. 

"Disiplin prokes juga agar PTM tidak muncul kluster baru. Makanya pihak sekolah harus dibuat satgas COVID-19 agar bisa mendisiplinkan anak-anak untuk taat prokes saat PTM," kata Awi, sapaan akrabnya, di Surabaya, Rabu, 1 September.

Awi menganggap wajar jika wali murid di Surabaya dominan tak mengizinkan anaknya ikut PTM, karena khawatir buah hatinya terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, pihak sekolah harus memastikan penerapan prokes ketat, agar wali murid yakin tak khawatir anaknya ikut PTM. 

"Selain itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga dihidupkan kembali. Mungkin selama pandemi ini UKS tidak aktif, karena tidak ada PTM. Cara ampuh memutus dan mencegah laju pandemi ini adalah dengan taat prokes," jelasnya. 

Yang lebih penting lagi, kata Awi, sekolah yang akan menggelar PTM harus dilakukan assesment. Misalnya, apakah sekolah tersebut sudah siap untuk menggelar PTM dengan sarana dan prasana prokes yang lengkap, serta harus mendapat izin wali murid jika anaknya ikut PTM. 

"Orang tua murid harus diberi kebebasan, apakah memberikan izin kepada anaknya untuk mengikuti PTM, atau tidak. Jika orang tuanya melarang juga harus tidak boleh dipaksa," kata Awi. 

Alternatifnya, kata Awi, sekolah harus menyediakan fasilitas belajar mengajar secara daring, dan blended learning. Metode blended learning merupakan kombinasi pengajaran langsung dan pengajaran online.

Awi juga meminta Dinas Pendidikan Kota Surabaya, serta sekolah-sekolah agar memberikan bekal pengayaan tentang pandemi COVID-19, dan edukasi tentang pentingnya prokes. Awi menilai itu penting, sehingga harus diajarkan, baik masuk kurikulum atau ekstra kurikuler. 

"Berikan pengetahuan pada anak-anak, apakah itu pandemi COVID-19. Sehingga anak-anak pelajar itu tumbuh sebagai generasi yang sadar akan penting yang kesehatan. Mereka tumbuh sebagai generasi yang menyadari bahayanya COVID-19," kata Awi.