Klaster Keluarga Dominasi Kasus Baru COVID-19 di Surabaya
ILUSTRASI/pixabay

Bagikan:

SURABAYA - Gugus Tugas COVID-19 Pemprov Jawa Timur mencatat ada 301 orang positif COVID-19 baru dalam dua pekan terakhir. Ratusan orang itu merupakan penambahan kasus COVID-19 di Jatim berasal dari klaster keluarga.

"Sebenarnya ada beberapa klaster selama dua minggu terakhir ini di Jatim, seperti klaster riwayat perjalanan, klaster mall, klaster keluarga. Tapi yang paling banyak memang dari klaster keluarga," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Jatim, Makhyan Jibril Al Farabi, dikonfirmasi Rabu, 4 November.

Menurut Jibril, catatan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dari klaster keluarga, belum termasuk tambahan yang diakibatkan libur panjang. Klaster keluarga ini muncul di sejumlah daerah di Jatim seperti Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Kediri, dan beberapa daerah lainnya.

"Klaster yang muncul saat libur panjang belum bisa dilihat, karena masa inkubasi dari COVID-19 ini tujuh hingga 14 hari. Jadi, baru akan terlihat satu hingga dua minggu lagi," ujarnya.

Karena itu, Jibril mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga. Karena penyebab munculnya klaster keluarga ini berasal dari luar rumah, sehingga masyarakat harus benar-benar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Bisa saja ada salah satu anggota keluarga yang bepergian dan mengabaikan protokol kesehatan saat di luar rumah, yang kemudian membawa virus saat kembali ke rumah. Tetapi mereka tidak sadar telah terjangkit," katanya.

Saat kembali ke rumah, bisa jadi si pembawa virus tidak mencuci tangan dan membersihkan diri, dan langsung berinteraksi dengan orang yang berada di dalam rumah. "Tidak semua anggota keluarga memiliki imun yang kuat. Sehingga mereka yang imunnya lemah biasanya mudah tertular," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim lebih menggalakkan edukasi dan pengawasan, utamanya terhadap mereka yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebab, potensi munculnya klaster keluarga sangat besar, mengingat banyak pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Kadang karena tanpa gejala, mereka cenderung abai dengan protokol kesehatan. Maka itu pemerintah harus meningkatkan lagi edukasi terhadap masyarakat," kata Hikmah.

Jumlah kasus COVID-19 di Jatim sampai saat ini mencapai 53.274 orang. Sebanyak 47.262 orang di antaranya sembuh, 3.818 pasien covid-19 meninggal dunia, dan 2.194 pasien sisanya masih menjalani perawatan.