JAKARTA - Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan mengumumkan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan keamanan terhadap gerai McDonald's Korea. Kendati pihak kementerian menyebutnya sebagai pemeriksaan reguler yang dilakukan dua kali setahun, ini terjadi setelah geger penggunaan roti burger dan tortilla kedaluwarsa.
"Faktanya McDonald's Korea tidak menggunakan bahan makanan kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa yang digunakan jaringan restoran cepat saji Amerika telah dipersingkat di Korea, untuk memberikan kualitas burger yang lebih segar," kata pejabat kementerian," mengutip Korea Times Rabu 11 Agustus.
Dalam permintaan maaf resmi yang dikeluarkan oleh McDonald's Korea pada 6 Agustus, jaringan restoran cepat saji ini mengatakan, mereka menggunakan sistem tanggal kedaluwarsa yang lebih ketat, yang lebih pendek dari yang umum.
Namun, partai oposisi kecil yang progresif seperti Justice Party dan the Basic Income Party mengatakan, ini hanya alasan dan McDonald's Korea bermain-main dengan kata-kata.
"Tanggal kedaluwarsa umum yang dimaksud McDonald's Korea adalah yang digunakan untuk makanan beku. McDonald's Korea berbohong," ujar komite petugas khusus yang dibentuk oleh Justice Party dan kelompok masyarakat setempat.
Sementara, komite tindakan mengambil langkah lebih lanjut dan mendesak pelanggan lokal untuk memboikot rantai restoran cepat saji.
"Kami mendeklarasikan gerakan boikot nasional terhadap McDonald's Korea, yang telah mengancam kesehatan masyarakat dengan memanipulasi stiker tanggal kedaluwarsa pada bahan makanannya, menyalahkan pekerja paruh waktu atas insiden tersebut," terang panitia saat konferensi pers yang diadakan di Jongno, Seoul, Senin lalu.
Terpisah, anggota Parlemen Korea Selatan Yong Hye-in dari Basic Income Party dalam konferensi pers di Majelis Nasional di Seoul pada Hari Selasa 10 Agustus lalu, mendesak kementerian pangan dan para ahli dari badan investigasi eksternal untuk menyelidiki kasus ini.
"McDonald's Korea belum belajar dari kasus 'hamburger disease' sebelumnya. Ini mencoba menghindari tanggung jawab dan mengulangi kesalahan yang sama yang dibuat sebelumnya," kritik Yong.
"Restoran McDonald's yang ketahuan menggunakan stiker dengan stiker usang tanggal kedaluwarsa, telah melakukan ini selama lebih dari setahun. Ada lebih banyak kesaksian yang menunjukkan restoran McDonald's lain telah menggunakan roti kadaluarsa juga," paparnya.
Sebelumnya, seorang karyawan McDonald's melaporkan kepada Komisi Anti Korupsi & Hak Sipil pada 3 Agustus lalu, jika dia dan rekan-rekannya telah menggunakan roti hamburger dan tortilla yang sudah kedaluwarsa, dalam makanan yang disajikan kepada pelanggan. Pekerja memasang stiker tanggal kedaluwarsa baru di atas yang lama. Dia mengklaim bahwa praktik ini telah berlangsung sejak tahun lalu.
McDonald's Korea segera menjatuhkan hukuman berat, menangguhkan pekerja paruh waktu selama tiga bulan. Manajer restoran juga diskors dua hari kemudian, tetapi Yong mengatakan, pekerja paruh waktu tidak bersalah.
Komite tindakan menambahkan, mereka akan terus memboikot jaringan restoran cepat saji, sampai mereka mencabut penangguhan yang ditempatkan pada pekerja paruh waktu.
BACA JUGA:
McDonald's Korea yang melakukan penyelidikan internal secara independen mengungkapkan, tidak ada masalah mengenai kesehatan pelanggan yang makan roti yang dilaporkan kedaluwarsa di restoran tersebut. Dan, konsumen juga bisa mengecek masa kedaluwarsa hidangan untuk mereka.
Tidak diketahui berapa banyak orang yang makan di restoran selama setahun terakhir. Namun, Komisi Pemberantasan Korupsi & Hak Sipil telah memulai penyelidikan atas kasus ini dengan hasil yang akan datang.