Nilai Pembunuhan Presiden Moise Kejahatan Global: Haiti Surati Sekjen PBB, Minta Bantuan Penyelidikan
Mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise. (Wikimedia Commons/Office of U.S. Ambassador to U.N)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Haiti telah meminta bantuan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), untuk melakukan penyelidikan internasional atas pembunuhan Presiden Jovenel Moise bulan lalu, sebut Kedutaan Besar Haiti di Republik Dominika, Kamis.

Surat resmi permohonan bantuan Haiti ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, tertanggal 3 Agustus lalu, sebut Kedutaan Besar Haiti dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters Jumat 6 Agustus.

Secara khusus, Haiti menyerukan komisi penyelidikan internasional untuk dibentuk, bersama dengan pengadilan khusus untuk mengadili para tersangka yang terkait pembunuhan tersebut.

Ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Claude Joseph, surat itu menyatakan Haiti menganggap serangan menewaskan terhadap Presiden Jovenel Moise di kediamannya, sebagai kejahatan internasional lantaran dugaan peran orang asing dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaannya.

Haiti juga mengatakan, permohonan bantuan PBB ini seperti halnya penyelidikan terhadap serangan teroris di Lebanon tahun 2005 silam yang menewaskan 22 orang, termasuk Perdana Menteri Rafik Hariri. 

Bulan lalu, Utusan Khusus PBB Helen La Lime menyebut Haiti telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk membantu penyelidikan pembunuhan Presiden Moise, usai melakukan pertemuan Dewan Keamanan, dengan latar belakang krisis politik dan keamanan Haiti

"Haiti mengajukan permintaan bantuan dalam penyelidikan ini dari otoritas internasional. Penting agar permintaan ini ditanggapi dengan serius," terang La Lime mengutip The National News Jumat 9 Juli.

"Kuncinya adalah dalam dua minggu ke depan kita harus benar-benar bekerja dengan cara yang paling efektif, untuk memastikan penyelidikan ini bergerak maju dan para pelaku kejahatan mengerikan ini dibawa ke pengadilan," tegasnya ketika itu.

Untuk diketahui, Presiden Jovenel Moise tewas dibunuh dalam serangan brutal pada 7 Juli di tengah malam di kediaman pribadinya di Port-au-Prince, oleh sekelompok orang yang mayoritas tentara bayaran Kolombia. Sang istri yang turut menjadi korban serangan, berhasil selamat untuk selanjutnya dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

Polisi Haiti sejauh ini sudah menahan sejumlah tersangka, termasuk beberapa mantan tentara Kolombia dan Koordinator Keamanan Presiden (Paspampres) Haiti Jean Laguel Civil, yang dicurigai terlibat dalam plot pembunuhan ini.

Terbaru, mantan Hakim Agung yang dilengserkan mendiang Presiden Moise pada Februari lalu lantaran adanya rencana kudeta, Coq-Thelot, juga ditetapkan Kepolisian Haiti sebagai tersangka. Polisi mengatakan, tersangka pernah bertemu dengan sekelompok tentara bayaran Kolombia yang dituduh membunuh Preisden Moise, seiring dengan pengakuan mereka bertemu dengan Coq-Thelot.