Pembunuhan Presiden Haiti: Misi Tim Penyerang Menangkap, Bukan Membunuh
Presiden Haiti Jovenel Moise. (Wikimedia Commons/Office of U.S. Ambassador to U.N.)

Bagikan:

JAKARTA - Kesaksian mengejutkan datang dari para pelaku penyerangan yang menewaskan Presiden Haiti Jovenel Moise, pada Rabu dinihari pekan lalu yang berasal dari Kolombia dan Amerika Haiti kepada para penyidik.

Melansir Reuters Senin 12 Juli dari Miami Herald dan seorang sumber yang mengetahui proses penyidikan pada Minggu 11 Juli, para penyerang mengaku bertujuan untuk menangkap Presiden Moise, bukan membunuhnya seperti yang terjadi. 

Presiden Moise ditembak mati di rumahnya, Port-au-Prince oleh apa yang dikatakan otoritas Haiti sebagai unit pembunuh yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Amerika Haiti.

Mengutip orang-orang yang telah berbicara dengan beberapa dari 19 tersangka yang ditahan sejauh ini, Miami Herald menuliskankan, misi penyerangan mereka adalah untuk menangkap Presiden Moise dan membawanya ke istana presiden.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengungkapkan, dua warga Amerika Haiti, James Solages dan Joseph Vincent mengatakan kepada penyelidik, mereka adalah penerjemah untuk unit komando Kolombia yang memiliki surat perintah penangkapan. 

jovenel moise
Mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise. (Instagram/@jovenelmoise)

Tetapi, ketika keduanya tiba di lokasi penyerangan, mereka menemukan Presiden Haiti sudah tewas. Polisi Haiti tidak membalas permintaan komentar mengenai pernyataan ini. 

Berita itu menyusul laporan beberapa orang Kolombia mengatakan, mereka pergi bekerja sebagai personel keamanan di Haiti, termasuk untuk Moise sendiri.

Miami Herald melaporkan, orang-orang Kolombia yang ditahan mengatakan mereka disewa untuk bekerja di Haiti oleh perusahaan CTU Security yang berbasis di Miami, yang dijalankan oleh imigran Venezuela Antonio Enmanuel Intriago Valera.

Baik CTU maupun Intriago tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Satu nomor telepon yang terkait dengan perusahaan dalam catatan publik mengirim panggilan ke mesin penjawab yang merujuk pada karakter fiksi TV Jack Bauer, yang memerangi terorisme dalam serial '24'.

"Terima kasih telah menelepon keamanan CTU. Untuk Tony Intriago, silakan tinggalkan pesan atau kirim SMS. Untuk Jack Bauer tunggu musim depan. Terima kasih telah menelepon dan semoga harimu menyenangkan," bunyi mesin penjawab tersebut.

Profil media sosial yang tampaknya milik Intriago termasuk foto Facebook yang menunjukkan seorang pria dengan perlengkapan taktis mengacungkan senjata api. Foto-foto lain di Instagram menunjukkan amunisi, senjata, dan orang-orang yang terlibat dalam pelatihan taktis.

Sementara itu, foto dan gambar sinar-X yang diposting di media sosial pada akhir pekan yang dikatakan berasal dari otopsi Jovenel Moise menunjukkan tubuhnya penuh dengan lubang peluru, tengkorak retak dan tulang patah lainnya, menggarisbawahi sifat brutal serangan itu. Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi keasliannya.

Melalui media sosial, warga Haiti di beberapa bagian ibu kota Port-au-Prince merencanakan protes minggu ini terhadap perdana menteri sementara dan penjabat kepala negara Claude Joseph.

Hak Joseph untuk memimpin negara telah ditentang oleh politisi senior lainnya, mengancam akan memperburuk kekacauan yang melanda negara termiskin di Amerika.

jovenel moise
Presiden Haiti Jovenel Moise. (Instagram/@jovenelmoise))

Sementara itu, salah satu pemimpin geng terkemuka Haiti, Jimmy Cherizier, mantan perwira polisi yang dikenal sebagai 'Barbekyu' mengatakan pada Hari Sabtu, anak buahnya akan turun ke jalan untuk memprotes pembunuhan itu.

Cherizier, bos dari apa yang disebut federasi G9 dari sembilan geng mengatakan, polisi dan politisi oposisi telah bersekongkol dengan 'borjuasi busuk' untuk 'mengorbankan' Moise.

Terpisah, sebuah tim ahli keamanan dan penegakan hukum Amerika Serikat (AS) sedang melakukan perjalanan ke Haiti, untuk menentukan bantuan apa yang dapat diberikan Washington setelah pembunuhan Presiden Haiti pekan lalu, kata Pentagon pada hari Minggu.

"Hari ini, tim antar-lembaga yang sebagian besar dari Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI sedang menuju ke Haiti sekarang, untuk melihat apa yang bisa kami lakukan untuk membantu proses investigasi," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada 'Fox News Sunday'.

"Di situlah energi kami paling baik diterapkan saat ini, dalam membantu mereka menyelidiki insiden ini dan mencari tahu siapa yang bersalah. Dan cara terbaik untuk meminta pertanggungjawaban mereka," terang Kirby dalam wawancara.

Nantinya, Presiden Joe Biden akan mendengarkan pengarahan dari tim ketika kembali,  sebelum kemudian membuat keputusan tentang jalan ke depan," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada Reuters secara terpisah.

Tidak segera jelas berapa lama tim AS akan tetap berada di Haiti. Pejabat pemerintah mengatakan pada Hari Minggu, Washington juga akan berkonsultasi dengan mitra regionalnya dan PBB.

Amerika Serikat sejauh ini telah menolak permintaan pasukan Haiti, sementara PBB akan membutuhkan otorisasi Dewan Keamanan untuk mengirim pasukan bersenjata.

"Kami sedang menganalisisnya seperti halnya permintaan bantuan lainnya di Pentagon. Ini akan melalui peninjauan," singkat Kirby