JAKARTA - Otoritas Haiti mengumumkan pihak kepolisian negara tersebut berhasil menangkap enam tersangka kelompok pembunuhan Presiden Jovenel Moise, setelah sebelumnya berhasil menembak mati empat orang dari kelompok tersebut.
Kepala Polisi Leon Charles mengatakan dalam briefing televisi pada Hari Kamis waktu setempat menyebut, pihak berwenang telah melacak tersangka pembunuh ke sebuah rumah di dekat tempat kejadian kejahatan di Petionville, pinggiran utara bukit di ibu kota Port-au-Prince.
Baku tembak sengit berlangsung hingga larut malam pada Rabu dan enam tersangka ditahan, sementara empat mayat diambil, kata pihak berwenang seraya menyebut patroli ketat digelar di wilayah tersebut.
"Kami 'memiliki' para aktor pelaku, sekarang kami mencari aktor intelektual (peristiwa ini)," kata Charles seperti mengutip Reuters Jumat 9 Juli.
Dua warga Amerika Haiti termasuk di antara mereka yang ditahan, kata Menteri Pemilihan dan Hubungan antar Partai Haiti, Mathias Pierre, kepada Reuters. Dia mengidentifikasi salah satu dari mereka sebagai James Solages, warga negara Amerika Serikat keturunan Haiti, tetapi tidak menyebutkan yang lain.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya secara teratur melakukan kontak dengan pejabat Haiti, termasuk otoritas investigasi, untuk membahas bagaimana Amerika Serikat dapat memberikan bantuan.
Sementara, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan belum dapat mengkonfirmasi apakah seorang warga negara AS termasuk di antara mereka yang ditahan.
Tak hanya aparat keamanan, penduduk Haiti yang berkerumun pada Kamis pagi untuk menyaksikan operasi polisi berlangsung, melampiaskan amarahnya kepada para tersangka dengan membakar mobil menyerang rumah tempat persembunyian kelompok pembunuh Presiden Jovenel Moise.
"Bakar mereka!" teriak beberapa dari ratusan orang yang berkumpul di luar kantor polisi tempat para tersangka ditahan.
Charles mengatakan, penduduk setempat telah membantu polisi melacak para tersangka, tetapi, dia memohon kepada penduduk untuk tidak mengambil tindakan main hakim sendiri.
Kendati keadaan darurat selama 15 hari diumumkan untuk pihak berwenang memburu para pelaku pada Hari Rabu. Namun, Perdana Menteri sementara Claude Joseph mengatakan pada Hari Kamis, sudah waktunya bagi ekonomi untuk dibuka kembali. Ia pun telah memberikan instruksi kepada bandara untuk memulai kembali operasi.
Sejauh ini, pihak berwenang belum mengumumkan motif pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Sejak menjabat pada tahun 2017, Moise telah menghadapi protes massa terhadap pemerintahannya. Pertama atas tuduhan korupsi dan pengelolaan ekonominya, kemudian atas cengkeramannya yang meningkat pada kekuasaan.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Presiden Jovenel Moise tewas dalam penembakan brutal di kediamannya pada Rabu dini hari. Sementara itu, Martine Moise, istri mendiang Presiden Moise yang ikut tertembak kini dalam perawatan serius dan kemungkinan akan dikirim ke Miami, Amerika Serikat untuk perawatan medis lebih lanjut.