Selandia Baru Izinkan Wisatawan yang Sudah Divaksin COVID-19 Masuk Tanpa Karantina
Ilustrasi Bandara Auckland, Selandia Baru. (Wikimedia Commons/Nick-D)

Bagikan:

JAKARTAA - Otoritas Selandia Baru berencana untuk mengizinkan wisatawan yang sudah divaksinasi COVID-19 dari negara-neagra risiko rendah penularan, untuk masuk ke wilayahnya tanpa melakukan karantina mulai tahun depan.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, rencana ini merupakan bagian dari program pembukaan kembali perbatasan Negeri Kiwi secara bertahap, setelah ditutup sejak tahun lalu karena pandemi COVID-19.

PM Ardern mengatakan, pemerintah akan beralih ke model berbasis risiko individu baru, untuk perjalanan bebas karantina mulai kuartal pertama 2022 yang akan menetapkan jalur berisiko rendah, menengah, dan tinggi ke negara itu.

Dijelaskannya, pelancong yang divaksinasi dari negara-negara berisiko rendah dapat melakukan perjalanan bebas karantina. Sementara mereka yang berasal dari negara-negara berisiko sedang dan tinggi, harus melalui kombinasi tindakan karantina mulai dari isolasi diri hingga menghabiskan 14 hari di karantina.

"Kami belum dalam posisi untuk membuka kembali sepenuhnya. Ketika kami pindah, kami akan berhati-hati dan berhati-hati, karena kami ingin bergerak dengan keyakinan dan kepastian sebanyak mungkin," terang PM Selandia Baru mengutip Reuters Kamis 12 Agustus.

Lebih jauh Ardern, mengatakan proyek percontohan isolasi diri akan dimulai tahun ini, sementara sistem pengujian dan pemeriksaan vaksin baru akan didirikan di perbatasan.

Terkait vaksinasi COVID-19, Selandia Baru juga akan mempercepat peluncuran vaksinasi bagi semua usia yang memenuhi syarat, dapat memesan vaksin COVID-19 mereka mulai 1 September, kata PM Ardern. Ini juga akan berpindah ke jeda enam minggu antara dosis, untuk memastikan lebih banyak warga Selandia Baru setidaknya divaksinasi sebagian. 

Kendati demikian, PM Ardern mengatakan Pemerintah Selandia tetap akan mempertahankan strategi eliminasinya.

"Jika kita menghentikan pendekatan eliminasi kita terlalu cepat, tidak ada jalan untuk kembali. Dan kita bisa melihat wabah yang signifikan di sini, seperti yang dialami beberapa negara di luar negeri yang telah membuka diri di awal peluncuran vaksinasi mereka," pungkasnya.

Untuk diketahui, PM Jacinda Ardern telah memenangkan pujian global karena mampu menahan transmisi lokal COVID-19 melalui strategi eliminasi yang ketat. Negara ini hanya mencatat 2.500 kasus dan 26 kematian.