JAKARTA - China melaporkan penambahan kasus COVID-19 ketika memasuki minggu ketiga wabah saat ini pada Hari Senin, sementara beberapa kota menambahkan putaran pengujian massal dalam upaya untuk membasmi infeksi yang ditularkan secara lokal.
Varian Delta yang sangat menular telah terdeteksi di belasan kota sejak 20 Juli lalu, membuat para pejabat meminta otoritas pemerintah daerah untuk melacak infeksi secara ketat dan menutup celah dalam upaya pengendalian.
"Kelemahan pikiran harus diatasi dengan tegas," kata Komisi Kesehatan Nasional (NHC) dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu yang menyerukan agar wabah itu dihentikan, mengutip Reuters Senin 9 Agustus.
Analis melihat varian Delta sebagai ujian terbesar dari strategi nol-COVID China sejak wabah awal tahun lalu. Mereka pun berharap ada perubahan sebelum wabah yang ada menjadi lepas kendali.
125 infeksi baru yang dikonfirmasi pada Hari Minggu di daratan China termasuk 94 kasus yang ditularkan secara lokal, naik dari angka hari sebelumnya 96, dengan 81 ditularkan secara lokal, sedangkan sisanya diimpor dari luar negeri, NHC mengatakan pada Hari Senin.
Sebagian besar pasien lokal hari Minggu berada di pusat kota Zhengzhou dan kota timur Yangzhou, menurut angka dalam laporan pemerintah tersebut.
Yangzhou telah memulai tes COVID-19 massal putaran kelima, kata otoritas kota pada Hari Senin, ketika Zhengzhou diperkirakan akan menyelesaikan pengumpulan sampel untuk tes putaran ketiga di seluruh kota.
Sementara Nanjing, yang terpukul keras dalam wabah yang dimulai akhir Juli, juga telah memulai putaran ketiga pengujian yang ditargetkan di beberapa daerah, setelah tiga putaran di seluruh kota, kendati sejak 2 Agustus lalu belum pernah melaporkan lebih dari lima kasus per hari.
Jumlah infeksi tanpa gejala baru adalah 39, naik dari 30 sehari sebelumnya. China tidak mengklasifikasikannya sebagai kasus yang dikonfirmasi. Dengan demikian, China saat ini mencatat total 93.826 sejak wabah dimulai, sementara kematian tetap di 4.636.
Sementara itu, otoritas Beijing memperketat pembatasan masuknya orang dengan perjalanan kereta, menyusul wabah baru COVID-19 di Negeri Tirai Bambu.
Selain menangguhkan penjualan tiket kereta api kepada orang-orang dari wilayah berisiko menengah atau tinggi atau dengan riwayat perjalanan di wilayah tersebut dalam 14 hari.
Beijing telah memperketat tindakan pencegahan dan pengendalian epidemi untuk penumpang kereta, membatasi perjalanan keluar dari ibu kota untuk memperkuat "penghalang keamanan" terhadap epidemi COVID-19.
Dalam konferensi pers pada Minggu sore, pejabat Beijing mengumumkan beberapa langkah anti-epidemi untuk perjalanan kereta masuk dan keluar wilayah tersebut, sesuai dengan pedoman profesional Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
"Orang-orang dari daerah berisiko rendah di kota-kota di mana daerah berisiko menengah atau tinggi berada, juga tidak disarankan untuk mengunjungi Beijing," kata para pejabat, seperti mengutip Global Times.
Staf kereta api akan memeriksa suhu penumpang yang memasuki Beijing dan memeriksa kode kesehatan mereka. Orang tanpa kode kesehatan hijau tidak akan diizinkan naik kereta ke Beijing.
Di kereta, pramugari akan memperkuat verifikasi tiket dan sebelum kereta memasuki Beijing, kode kesehatan semua penumpang yang masuk dan kembali akan diperiksa kembali. Suhu tubuh akan kembali diperiksa setelah kereta tiba di Beijing.
Untuk mengurangi risiko penyebaran epidemi, semua penumpang kereta harus duduk dengan benar, memakai masker sepanjang perjalanan dan mengurangi mobilitas di dalam kereta, kata konferensi pers.
Penduduk Beijing yang tinggal atau bekerja di unit di mana kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan tidak diizinkan meninggalkan kota, dan orang-orang dari daerah tersebut yang benar-benar harus meninggalkan Beijing, wajib untuk mengantongi kode kesehatan hijau dan memiliki tes asam nukleat negatif di 48 jam sebelum perjalanan.
BACA JUGA:
Aturan baru juga menyebut anggota staf partai dan organ pemerintah serta perusahaan dan lembaga milik negara di Beijing, tidak diizinkan melakukan perjalanan ke daerah dan kota berisiko menengah atau tinggi di mana daerah berisiko berada.
Sementara itu, penumpang yang tidak dapat membeli tiket ke Beijing atau yakin kode kesehatan mereka salah, dapat melapor melalui hotline departemen kereta api. Pembatasan pembelian tiket dapat dicabut setelah riwayat perjalanan diverifikasi dan kode kesehatan mereka kembali hijau, kata para pejabat.