Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Australia memeringatkan penduduk Sydney pada Hari Jumat untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus COVID-19, setelah kota terbesar di negara itu mencatat rekor infeksi untuk hari kedua berturut-turut, meski berada di bawah penguncian selama berminggu-minggi untuk membasmi wabah varian Delta.

"Hanya berdasarkan tren dalam beberapa hari terakhir dan ke mana arahnya, saya memperkirakan jumlah kasus yang lebih tinggi dalam beberapa hari ke depan, dan saya hanya ingin semua orang bersiap untuk itu," jelas Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian kepada wartawan di Sydney, Jumat 6 Agustus mengutip Reuters.

Sydney melaporkan rekor 279 kasus COVID-19 yang didapat secara lokal selama 24 jam terakhir, naik dari tertinggi 259 sehari sebelumnya. Sementara, New South Wales melaporkan rekor 291 kasus, naik dari 262.

Angka kematian pun bertambah, setelah seorang lagi meninggal menjadikan New South Wales mencatat 22 kematian selama wabah baru dan semuanya di Sydney. Orang yang meninggal adalah wanita berusia 60 tahun yang tidak divaksinasi, terpapar virus corona dari petugas kesehatan dan meninggal di rumah sakit Sydney.

Rumah sakit di New South Wales mencatat ada 304 kasus COVID-19 dalam perawatan, di aman 50 orang di antaranya menjalani perawatan intensif, dengan 22 di antaranya membutuhkan ventilasi.

Kekhawatiran khusus adalah meningkatnya jumlah orang yang positif dengan strain Delta yang sangat menular yang bergerak di masyarakat, khususnya di pinggiran barat daya Sydney. Sekitar seperlima dari kasus Jumat telah menghabiskan waktu di luar saat menular.

Para pejabat di negara bagian tetangga Victoria, yang pada Kamis malam memasuki penguncian keenam sejak pandemi dimulai, memperingatkan negara bagian itu dalam posisi genting, ketika para pejabat mencoba melacak sumber dari beberapa kasus baru yang tidak terkait.

"Kami memiliki banyak jalur penyelidikan yang secara aktif sedang berlangsung, di mana kasus-kasus baru ini berada dan lokasi paparan lebih lanjut," terang Menteri Kesehatan negara bagian Martin Foley.

covid-19 australia
Ilustrasi COVID-19 di Australia. (Wikimedia Commons/Kgbo)

Victoria melaporkan enam kasus COVID-19 yang didapat secara lokal pada Hari Jumat, turun dari delapan kasus sehari sebelumnya, dengan semua terkait tetapi tidak dikarantina selama masa infeksi mereka.

Di Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, pihak berwenang melaporkan 10 kasus baru, turun dari 16 hari sebelumnya, dan menambahkan bahwa mereka berharap penguncian akan dicabut seperti yang direncanakan pada hari Minggu karena semua kecuali dua kasus diisolasi sebelum dinyatakan positif.

Untuk diketahui, lebih dari 60 persen dari 25 juta warga Australia berada dalam penguncian ketat pada Hari Jumat, untuk mencoba menahan lonjakan terbaru, termasuk tiga kota terbesar di negara itu, Sydney, Melbourne dan Brisbane.

Penguncian cepat, kontrol perbatasan yang ketat, dan pelacakan kontak yang cepat telah membantu Australia menjaga jumlah virus coronanya relatif rendah, dengan lebih dari 35.600 kasus dan 933 kematian. Tetapi penguncian buka-tutup baru-baru ini di tengah gelombang varian Delta, peluncuran vaksinasi yang lamban, dengan hanya sekitar 21% orang di atas 16 tahun yang divaksinasi penuh, telah membuat frustrasi penduduk.

Australia juga telah memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat yang mengharuskan penduduk untuk mengajukan pengecualian untuk pergi, serta pelancong luar negeri yang masuk, dibatasi sekitar 3.000 seminggu, harus melalui karantina wajib dua minggu.

Aturan akan lebih diperketat mulai 11 Agustus, dengan menghapus pengecualian otomatis bagi warga negara dan penduduk tetap yang tinggal di luar Australia untuk pergi. Perubahan itu akan mengharuskan semua warga negara dan penduduk tetap yang tinggal di luar negeri untuk mengajukan izin keluar.