Antisipasi Provokasi dan Invasi China, Taiwan Borong 40 Unit Howitzer M109A6 Paladin dari AS
Dijuluki 'King of Battle', Howitzer M109A6 dipakai banyak negara di dunia. (Wikimedia Commons/Senior Airman Steve Czyz)

Bagikan:

JAKARTA - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan 40 unit sistem artileri Howitzer Gerak Sendiri 155mm M109A6 Paladin senilai 750 juta dolar AS atau sekitar Rp10,75 triliun kepada Taiwan.

Pengumuman ini disampaikan oleh Pentagon, setelah serangkaian penjualan senjata tahun lalu yang mencakup drone dan pertahanan rudal pantai, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pulau itu dan mencegah invasi China.

Paket itu akan mencakup howitzer, 1.698 kit panduan presisi untuk amunisi, suku cadang, pelatihan, stasiun darat, dan peningkatan untuk howitzer generasi Taiwan sebelumnya, kata Pentagon, mengutip Reuters Kamis 5 Agustus.

Rencana penjualan senjata ini pun sudah di informasikan oleh Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon kepada Kongres AS. Sementara, sejak awal menjabat, Presiden Joe Biden menyetujui penjualan senjata secara komersial langsung ke Taiwan.

howitzer 109A6 Paladin
Ilustrasi Howitzer M109A6 Paladin besutan AS. (Wikimedia Commons/Spc. Christopher Brecht)

Terpisah, Taiwan menyampaikan terima kasih kepada AS terkait dengan penjualan ini, untuk membantu mempertahankan diri dari invasi China, seperti mengutip France 24.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pada Hari Kamis, transaksi ini adalah penjualan senjata besar pertama yang diumumkan sejak Presiden Joe Biden menjabat.

"Menghadapi ekspansi dan provokasi militer China yang terus berlanjut, pemerintah kami akan meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional dengan tekad yang teguh untuk membela kehidupan rakyat dan cara hidup kami yang bebas dan demokratis," sebut kementerian dalam pernyataannya.

Untuk diketahui,Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri terlibat konflik dan ancaman invasi  oleh China, dengan Beijing memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayah mereka. Di bawah Presiden Xi Jinping, Beijing dinilai telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan.

Howitzer merupakan artileri medan yang dapat dipindahkan. Ini bisa menjadi kunci untuk menghentikan invasi, memungkinkan militer Taiwan untuk mengarahkan tembakan ke kapal pengangkut pasukan yang masuk dan pantai pendaratan peluru.

Howitzer Gerak Sendiri 155mm M109A6 Paladin yang diproduksi oleh BAE Systems Land and Armaments, memiliki perlindungan lapis baja serta roda penggerak rantai, mampu menembak dalam sudut tinggi dan memiliki daya hancur yang besar. Keunggulan dari varian ini adalah sistem navigasi terintegrasi, sistem sensor senjata, komunikasi terenkripsi, serta akurasi tembakan yang lebih unggul dari versi pendahulunya.