JAKARTA - John Lennon menggenggam tangan istrinya, Chynthia, ketika Pan AM Flight 101 London mulai mendekati Bandara Kennedy di New York. John tengah menerka apa yang akan terjadi pada The Beatles saat pesawat mendarat. Hari itu, 7 Februari 1964 jadi kali pertama The Beatles datang ke Amerika Serikat (AS). Hari itu juga menandai invasi The Fab Four di Negeri Paman Sam.
Agak sulit membayangkan masa di mana The Beatles hanya milik orang-orang Inggris, bahkan untuk John. Dilansir Times, Lennon saat itu gugup bukan main. Ia menggenggam tangan Chyntia sembari memerhitungkan dampak kunjungan mereka ke AS kala itu.
Ada sedikit bayangan, yakni tentang I Want to Hold Your Hand yang mencetak rekor hit nomor 1 di AS untuk pertama kalinya, enam hari sebelum tangan John mendingin di genggaman Chyntia. Namun tetap saja. Ada begitu banyak variabel yang akan menentukan keberhasilan mereka di AS.
Di AS, The Beatles akan menggelar konser pertama mereka. Mereka juga dijadwalkan tampil di The Ed Sullivan Show, salah satu program televisi paling populer di daratan AS. Bisakah The Beatles merasuki imajinasi remaja Inggris? Mereka adalah penguasa Inggris. Tapi, di AS? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepala John.
Beberapa menit sebelum mendarat, sebuah kabar diumumkan dari kokpit. Kabar yang membantu menenangkan para personel. Ya, John bukan satu-satunya yang penuh tanya. Paul McCartney mengenang momen itu, "Pilot telah menelepon ke depan dan berkata, 'Beri tahu anak-anak bahwa ada kerumunan besar yang menunggu mereka.'”
Orang-orang itu tampak seperti kawanan belalang, George Harrison mengenang. Mereka memanjat dinding dan menembus barikade serta pagar demi melihat The Beatles. Suasana di dalam pesawat pun berubah. Mereka bertepuk tangan dan bersorak. Penerbangan itu pun mendarat. Pintu pesawat dibuka dan ledakan teriakan terdengar. Diperkirakan, ada tiga ribu penggemar di sana.
“Kami mendengar bahwa rekaman kami laris manis di Amerika,” kata George, mengisahkan apa yang ia dengar dari label mereka di AS, Capitol Records. "Tetapi, barulah setelah turun pesawat kami dapat mengerti apa yang terjadi. Melihat ribuan anak di sana menemui kami membuat kami sadar betapa populernya kami di sana (AS."
I Want to Hold Your Hand dirilis lewat label berbeda. Di Inggris, Parlophone Records mengakomodir penciptaan dan distribusi karya istimewa itu. Bagi Capitol Records, I Want to Hold Your Hand memecahkan rekor penjualan tercepat dalam sejarah label.
Memori kolektif publik AS
Dua hari setelah pendaratan bersejarah di Bandara Kennedy, John, George, Paul, dan Ringo Starr --yang kala itu masing-masing berusia 23, 20, 21, dan 23-- tampil untuk pertama kalinya di Ed Sullivan Show. Panggung Ed Sullivan Show sangat riuh. Jeritan gadis-gadis remaja penonton studio menenggelamkan musik The Beatles.
Diperkirakan, acara itu ditonton 73 juta penonton televisi AS, yang artinya 40 persen dari populasi AS saat itu. Ed Sullivan Show pun langsung mengikat The Beatles dengan dua penampilan lain di bulan yang sama. Cara yang pragmatis namun sangat masuk akal untuk menghimpun penonton.
Keesokan harinya, mereka melakukan dua pertunjukan berturut-turut di Carnegie Hall New York. Polisi sampai menutup jalan-jalan di sekitar aula musik yang terhormat karena histeria penggemar. Pada 22 Februari, The Beatles kembali ke Inggris.
The Beatles juga tampil dalam konser publik pertama mereka di AS pada Februari yang sama, tepatnya tanggal 11. Konser digelar di Coliseum di Washington, D.C. Diperkirakan 20 ribu penggemar hadir.
BACA JUGA:
Tur pertama The Beatles di AS meninggalkan jejak signifikan. Sejak pendaratan di Bandara Kennedy, The Bealtes benar-benar jadi memori kolektif bangsa AS, dengan pemuda AS yang siap melepaskan diri dari lanskap budaya yang kaku di tahun 1950-an. The Beatles, dengan musik yang riang dan berbau 'pemberontakan baik hati' jadi katalis sempurna untuk perubahan tersebut.
Lagu tunggal dan album mereka terjual jutaan rekaman. Dan pada satu titik di bulan April 1964, lima lagu The Beatles bertengger di lima teratas tangga lagu musik AS. Selanjutnya, pada saat film fitur pertama The Beatles, A Hard Day’s Night dirilis pada Agustus, The Beatles semakin mewabah. Di akhir Agustus itu itu, keempat pemuda Liverpool kembali ke AS untuk tur kedua mereka. Kedatangan itu pun manis dan laris.