Memori 7 Februari 1964: The Beatles Awali Invasi Musik Inggris ke Amerika Serikat
The Beatles dipotret saat tiba di Bandara JFK, New York pada 7 Februari 1964. (Foto: beatlesbible.com)

Bagikan:

JAKARTA - Tanggal 7 Februari dicatat dalam sejarah dunia sebagai awal The British Invasion, hari invasi musik Inggris ke Amerika Serikat melalui band rock legendaris The Beatles. Beranggotakan empat personel: John Lennon (gitar/vokal), Paul McCartney (bass/vokal), George Harrison (gitar/vokal), dan Ringgo Starr (drum), The Beatles menjadi band Inggris pertama yang sukses menancapkan kuku di Negeri Paman Sam.

Perjuangan The Beatles untuk merangsek ke Amerika Serikat tidak mudah. Negosiasi berbelit antara manajemen The Beatles yang dikomandani Brian Epstein dengan perusahaan-perusahaan rekaman di Amerika memakan waktu lebih dari setahun. Sampai akhirnya Epstein berhasil mendapatkan kontrak pemasaran senilai 40 ribu dolar AS dengan perusahaan rekaman Capitol Records, yang merupakan anak perusahan EMI Records.

Lagu pertama yang meraih sukses adalah I Want to Hold Your Hand, yang penjualannya mencapai satu juta copy. Kesuksesan tersebut membuat Capitol berani merilis album Meet The Beatles! Album yang berisi 12 lagu ini memuncaki tangga lagu di Amerika Serikat selama 11 pekan. Lagu-lagu I Want to Hold Your Hand, I Saw Her Standing There, It Won’t Be Long, dan lain-lain yang ada dalam album tersebut terus-menerus bergaung di radio-radio Amerika. Jalan The Beatles menuju kesuksesan di Amerika Serikat pun terbuka lebar.

The Beatles di Bandara JFK, New York pada 7 Februari 1964. (Foto: Wikipedia/United Press International)

Pada 7 Februari 1964 saat bersejarah awal The British Invasion pun tiba. Keempat anak muda punggawa The Beatles: Lennon (23 tahun), McCartney (21 tahun), Harrison (20 tahun), dan Starr (23 tahun) begitu antusias dan bersemangat menyongsong hari besar yang bakal melipatgandakan kesuksesan mereka di belantika musik dunia.

Keberangkatan The Beatles ke Amerika Serikat diantarkan oleh 4000 Beatlesmania di Bandara Heathrow, London. Pesawat Boeing 707 Pan American dengan nomor penerbangan 101 menerbangkan anak-anak muda penuh gairah itu menyeberangi Samudera Atlantik menuju New York.

Sambutan Luar Biasa

Setiba di Bandara John F. Kennedy, New York situasi yang dijumpai Lennon, McCartney, Harrison, dan Starr sesuai prediksi. Tak kurang dari 3000 Beatlesmania di Amerika menyambut kedatangan mereka di bandara.

“Benar-benar sangat menggairahkan. Di pesawat, dalam penerbangan ke New York, saya seperti merasa ada gurita besar dengan delapan tentakel yang menarik kami ke New York. Amerika adalah tempat terbaik, dan itulah mimpi kami sejak masih berada di Liverpool,” kata Starr dalam dokumenter The Beatles, Anthology.

McCartney pun mengungkapkan antusiasme yang sama bersangkutan dengan kesempatan yang diberikan kepada band yang dibentuk di Liverpool pada 1960 itu.

“Kami dengar di pesawat bahwa ada jutaan orang yang menunggu di Bandara New York. Pilot dan wartawan yang menyertai kami sampai menelpon ke kabin hanya untuk bilang: beritahu anak-anak bahwa ada banyak orang menunggu mereka. Kami lantas berpikir: Wow! Tuhan, kami benar-benar berhasil,” kata McCartney, sang bassist kidal.

Penampilan live pertama The Beatles di Amerika Serikat adalah dalam acara hiburan televisi terlaris saat itu, Ed Sullivan Show. Digelar dua hari setelah ketibaan mereka, penampilan The Beatles ditonton oleh 73 juta pemirsa yang ditangkap di 23 juta rumah di seantero Amerika Serikat. Menurut survei Nielsen Media Research, jumlah penonton The Beatles dalam acara Ed Sullivan Show tersebut merupakan yang terbanyak dari semua jenis tayangan televisi di Amerika Serikat masa itu.

Konser The Beatles di Washington Coliseum pada 11 Februari 1964. (Foto: beatlesbible.com)

The Beatles lantas memulai konsernya di Washington Coliseum pada 11 Februari 1964, dan itu merupakan satu-satunya pertunjukkan langsung yang mereka gelar. Salah satu penonton yang memberikan kesaksian tentang kemeriahan konser pertama The Beatles di Amerika Serikat adalah mantan Wakil Presiden, Al Gore.

“Suara mereka sampai tidak terdengar karena begitu meriahnya suasana dan penonton yang bersama-sama menyanyi. Semua orang hafal lirik lagu The Beatles, dan mereka sudah menyanyi sebelum konser dimulai. Saya menyukai The Beatles, namun pasti ada lebih banyak orang di konser itu yang jauh lebih menggilai mereka dibandingkan saya karena mereka semua bernyanyi tanpa henti,” ujar Gore yang saat itu berusia 15 tahun, seperti dikutip Washington Post.

Pengaruh Baik dan Buruk

Kehadiran The Beatles di Amerika Serikat disebut-sebut sebagai penghiburan bagi rakyat negeri itu, yang masih berduka atas pembunuhan Presiden John F. Kennedy tiga bulan sebelum mereka datang. The Beatles dianggap mampu mengembalikan keceriaan rakyat Amerika sepeninggal Kennedy, yang ditembak di Dallas, Texas pada 22 November 1963.

Menanggapi popularitas The Beatles di Amerika, Majalah Life pada edisi awal 1964 menuliskan: “Tahun 1776 Inggris kehilangan Amerika. Pekan lalu, The Beatles mengambilnya kembali.”

The Beatles dan ikon tinju dunia, Muhammad Ali di New York pada 18 Februari 1964. (Foto: beatlesbible.com)

Kesuksesan The Beatles di Amerika Serikat akhirnya berpengaruh terhadap gaya musik di negeri itu yang sebelumnya didominasi jenis country, jazz, dan blues. Meskipun demikian bukan berarti kehadiran The Beatles di Amerika Serikat tidak mendatangkan pengaruh negatif. Salah satu yang paling terasa adalah penurunan tajam penjualan album serta popularitas musisi kulit hitam dan band-band perempuan di Amerika.

Tahun 2015 Universitas Queen Marry di London melakukan sebuah penelitian tentang pengaruh musik The Beatles di Amerika Serikat. Menurut hasil penelitian tersebut gaya bermusik musisi Amerika berubah menjadi lebih variatif, dari blues yang mendayu-dayu menjadi rock yang enerjik sejak The Beatles datang pada 7 Februari 1964. Dan perubahan itu tetap terasa hingga sekarang.