Buku In His Own Write Karya John Lennon Terbit dalam Sejarah Hari Ini, 23 Maret 1964
Tampak depan buku In His Own Write karya John Lennon cetakan pertama. (lskauctioncentre.co.uk)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 60 tahun yang lalu, 23 Maret 1964, Musisi John Lennon menerbitkan bukunya In His Own Write. Buku yang berisi kumpulan tulisan dan sajak itu langsung disambar oleh penggemar The Beatles. Pun buku itu jadi bukti eksistensi Lennon di industri hiburan dunia.

Sebelumnya, Lennon dikenal sebagai musisi genius. Kegeniusannya pun terbukti kala membawa The Beatles untuk gigi di belantika musik dunia. Eksistensi itu membuat The Beatles di puja-puji dunia. Bahkan, dianggap salah satu band terbaik yang pernah ada.

Anak-anak sering kali terpengaruh dengan musik yang didengarkan oleh orang tua. Banyak orang telah mengamininya, tak terkecuali seorang John Lennon. Lagu-lagu macam Elvis Presley yang kerap diputar oleh orang tuanya jadi pintu Lennon menggemari musik.

Kegemaran itu bertambah kuat kala ibunya juga mengajari Lennon bermain ragam alat musik. Hasilnya gemilang. Lennon tumbuh sebagai insan cerdas. Insting musiknya kian terasah kala ia mulai beranjak remaja.

Ia mulai membentuk band dan manggung sana-sini. Alhasil, The Beatles pun terbentuk pada 1960. Pucuk dicinta ulam tiba. Mereka akhirnya mendapatkan kesempatan dikontrak label rekaman pada 1962. Dua album bertajuk Please Please Me (Maret 1963) dan With The Beatles (November 1963) lahir.

John Lennon and Paul McCartney. (Wikimedia Commons)

Formasi The Beatles yang kala itu telah rangkum adalah Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringgo Starr. Mereka mengguncang seisi Inggris, kemudian dunia. Popularitas itu membuat Lennon cukup dominan dalam band.

Daya ciptanya menciptakan lagu untuk the Beatles luar biasa. Kehebatan itu membuat anggapan baru muncul bahwa apa saja yang tercipta dari Lennon akan lekas populer dan mendunia. Penggemarnya tiada yang meragukan.

Narasi itu dibuktikan dengan album The Beatles yang laris manis di pasaran. Namun, ada harga mahal yang harus ditanggung oleh Lennon dan kawan-kawan. Kehidupan pribadi mereka kerap terusik, utamanya dengan gosip-gosip buruk. Kadang kala Lennon disebut pecandu alkohol. Kadang pula dianggap pecandu narkoba.

“Dalam sebuah buku riwayat ia juga dituduh sebagai biang narkotik, pembunuh, dan seorang homoseksual. Hingga kini orang masih berdebat antara mendakwa dan membela, antara membenci dan mencinta.”

“Tetapi justru kedua sisi yang sama runcingnya itu diam-diam melahirkan John berkali-kali lagi. la menjadi ‘santo’ (orang suci), menjadi mitos di lingkungan kawula musik rock. Bagai Kuil Kencana, ia makin tegak di lubuk hati para pemujanya,” terang Zaim Uchrowi dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul John Lennon Hidup Kembali (1988).

Musisi genius, John Lennon. (Wikimedia Commons)

Segala gosip terkait Lennon justru bak ramuan keuntungan. Nama Lennon kian menanjak. Pun ia mulai dikenal sebagai salah satu pecipta lagu terbaik yang pernah ada. Sebab, apapun karya yang dibuat selalu jadi rebutan penggemar dan populer.

Lennon pun seperti mencoba mengkultuskan dirinya sebagai sosok yang genius. Alih-alih hanya disibukkan dengan menulis lirik lagu, Lennon mencoba dunia baru dengan menulis sebua buku. Buku bertajuk In His Own Write pun diterbitkannya pada 23 Maret 1964.

Buku yang berisi kumpulan cerita dan sajak itu lalu laris manis di pasaran. Kumpulan tulisan itu dibalut pula oleh pemahaman Lennon terkait politik, sosial, dan budaya. Bukunya pun jadi incaran penggemarnya. Alias, laku keras di pasaran.

“Dari mengarang lagu dengan rekan penulis liriknya, Paul McCartney untuk The Beatles hingga membuat lagu untuk karya solonya. Lennon memang sangat ahli dalam kemampuannya sebagai penulis lirik. Namun, karya-karyanya tidak berakhir di situ. Di tengah popularitas karir The Beatles, Lennon muncul dengan karya sastra debutnya, In His Own Write.”

“Sebuah buku setebal 78 halaman yang berisi puisi dan cerita pendeknya, seringkali dalam format dialogis, lengkap dengan nuansa monokromatik. Gambar-gambar hadir untuk menyertai setiap bab. Diterbitkan pada tahun 1964 oleh penerbit terkenal Jonathan Cape di Inggris, dan oleh Simon dan Schuster di New York, proyek ini mengungkap rangkaian lain dari karya John Lennon yang selalu produktif,” terang Atreyi Banerji dalam tulisannya di laman majalah Far Out berjudul Revisit John Lennon’s Debut Book In His Own Write (2021).