Bagikan:

JAKARTA - Tak ada yang menyangka, pernyataan pentolan grup musik legendaris The Beatles John Lennon di Inggris dalam sebuah wawancara umum dengan awak media, menjadi petaka besar. 

Lima bulan kemudian, setelah pers Amerika mengetahui pernyataan itu, muncul skandal besar yang diberi julukan 'Lebih besar dari Yesus'. Pernyataan Lennon dianggap menistakan Tuhan.

"Kekristenan akan pergi," kata Lennon dikutip history.com. "Agama itu akan hilang tenggelam... kami sekarang lebih populer dibandingkan Yesus." 

Seperti dijelaskan history.com, omongan John Lennon itu pertama kali tercatat di London Evening Standard pada hari ini 4 Maret 1966. Sebenarnya dalam konteks aslinya, pernyataan John Lennon jelas tidak dimaksudkan sebagai suatu ungkapan kebanggaan karena popularitasnya mengalahkan Yesus. Akan tetapi sebagai komentar sinis tentang melemahnya peran penting agama. 

Celotehan Lennon terlontar dalam sebuah wawancara yang sebenarnya sedang membahas topik-topik umum yang sedang ramai saat itu. Namun dari sekian banyak komentar yang dibicarakan, yang dimuat majalah DATEbook Amerika hanya soal, "Kami lebih popular daripada Yesus."

Pernyataan yang keluar dari aktivis perdamaian tersebut praktis menuai kecaman. Di wilayah konservatif evangelis Amerika Serikat bagian selatan, komunitas DJ mengecam Lennon. Mereka bersumpah melarang permanen memutar lagu Beatles. 

Sementara itu di Birmingham Inggris, para golongan konservatis bukan hanya mengimbau pelarangan pemutaran lagu Beatles, pada Agustus 1966 mereka mengumumkan akan membakar masal piringan rekamanan lagu-lagu Beatles.

"Jangan lupa membawa rekaman dan atribut Beatles lainnya ke salah satu titik di 14 titik yang ada di daerah Birmingham dan Alabama," kata salah seorang DJ yang memboikot Lennon di Birmingham. 

Meskipun tidak ada catatan pasti berapa banyak peristiwa itu terjadi, namun hal itu membuat The Beatles merasa tergoncang. "Ketika mereka mulai membakar catatan kami itu sungguh mengejutkan," kata John Lennon beberapa tahun kemudian. "Saya tidak akan mampu untuk mengetahui lebih jauh bahwa saya telah menciptakan kebencian di dunia. Jadi saya minta maaf."

Permintaan maaf Lennon bukan untuk pernyataan yang ia coba sampaikan, melainkan meminta maaf karena sudah menyampaikan pesan dengan cara yang membingungkan. John kemudian menjelaskan maksud dari pernyataan yang mengundang kontroversi besar itu dalam sebuah konferensi pers di Chicago. 

"Saya bukan anti-Tuhan, anti-Kristus atau anti-agama. Saya tidak mengatakan kita lebih besar atau lebih baik. Saya percaya pada Tuhan, tetapi bukan sebagai orang tua yang ada di langit. Saya sungguh minta maaf karena telah mengatakan hal itu. Dari apa yang saya baca, atau amati, Kekristenan seperti menyusut, kehilangan kontak," pungkas Lennon.