Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, sembilan tahun yang lalu, 16 Februari 2016, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tegaskan 70 persen angkot di bawah naungan Koperasi Wahana Kalpika (KWK) tidak layak jalan. Ahok mengungkap sudah saatnya angkot hanya digunakan untuk perkampungan.

Sebelumnya, angkot KWK punya segudang masalah di Jakarta. Eksistensinya dianggap jadi salah satu biang keladi kemacetan Jakarta. Angkot disebut-sebut suka mangkal di sembarang tempat hingga sopir tembak. Belum lagi urusan keamanan di atas angkot.

Sistem transportasi umum di Jakarta memang dianggap paling baik ketimbang daerah lainnya di Indonesia. Perkaranya beberapa transportasi umum di Jakarta kerap jadi masalah serius. Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengamininya.

Ahok mengungkap Angkot KWK yang lalu-lalang di Jakarta jadi salah satu yang paling bermasalah. Angkot tak pernah kenal tempat mangkal cari penumpang. Mereka takkan jalan jika penumpang sedikit. Urusan sopir tembak jadi masalah lainnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat berada di dalam bus Transjakarta yang membawanya ke Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/2/2017). (ANTARA News/ Arindra Meodia)

Sopir tembak itu membuat keamanan dan kenyamanan di atas angkot terganggu. Belum lagi urusan keamanan di atas angkot. Orang-orang kadang paham angkot tak aman. Namun, beberapa menganggap warga Jakarta tak punya pilihan.

Ahok coba mencerna kembali masalah transportasi umum Jakarta. Ia melihat angkot hanya dapat menampung terbatas sekali jalan. Urusan lainnya coba diperhatikan. Ahok menarik kesimpulan bahwa angkot sebenarnya dapat digantikan dengan bus TransJakarta.

Ia pun memiliki rencana untuk menambah armada bus TransJakarta. Opsi itu dianggap paling masuk akal. Harga nama bus TransJakarta dianggap lebih murah dan terjangkau. Warga Jakarta pun dapat mengaksesnya di mana-mana.

Ia tak mau lagi mendengar ada warga Jakarta yang jadi korban kekerasan seksual di atas angkot. Ia juga tak mau mendengar adanya banyak kecelakaan karena ulah sopir tembak.

"Kan saya bilang, kalau bus cukup nggak mungkin orang naik angkot. Angkot yang gelap sopir tembak nggak ada lagi. Kita akan memberlakukan rupiah per kilometer. Kalau sudah begitu kita murah, mau nggak kamu naik angkot yang serem lebih mahal. Nah, itu yang ingin kita tawarkan.”

“Sekarang kita bicara bus, sekali naik Rp3.500 mana dapat naik bus AC Rp3.500, Rp6000 dan Rp7000. Kita akan keluarkan program Rp6000 dan Rp7000 anda bebas naik bus di Jakarta yang tergabung dalam rupiah per kilometer, termasuk yang ke Kepulauan Seribu," ungkap Ahok sebagaimana dikutip laman detik.com, 22 Juni 2015.

Keinginan Ahok membuat Bus TransJakarta menyaingi angkot menggebu-gebu. Ahok sampai mengungkap bahwa 70 persen angkot KWK tidak layak beroperasi pada 16 Februari 2016. Masalah itu dilihat dari urusan umur kendaraan hingga sopir.

Meski begitu, Ahok tak ingin menghilangkan angkot dari Jakarta. Ia justru menawarkan supaya KWK bergabung dalam manajemen TransJakarta. Narasi itu membuat KWK dapat berjalan sesuai standar pemerintah DKI Jakarta.

Anglot Koperasi Wahana Kalpika (KWK) yang akhirnya bergabung dengan manajemen Transjakarta. (ANTARA)

Angkot pun nantinya hanya beroperasi di jalan kecil dan perkampungan saja. Ahok seraya menyampaikan tantangan terbuka. Ia menegaskan pihak angkot KWK takkan menang jika ingin berkompetisi dengan pemerintah DKI Jakarta. Satu-satunya opsi adalah bergabung dengan TransJakarta.

"Angkot KWK kami sampaikan ke mereka, 70 persen sudah tidak layak jalan. Makanya kami tawarkan ke mereka agar menjelma membeli bus besar. Kalian bisa gabung lima orang (membeli) satu bus. Bus kami beroperasi 24 jam, itu yang kami tawarkan.”

"Ganti gas pun, Anda tidak akan menang lawan kami. Karena (tarif) bus kami hampir gratis sebetulnya, dan saya tidak ingin Anda (pengelola angkot) bangkrut," ujar Ahok sebagaimana dikutip laman kompas.com, 16 Februari 2016.