Pertama Kali Kunjungi Tibet Sebagai Presiden, Xi Jinping Sambangi Istana Dalai Lama
Presiden China Xi Jinping. (Wikimedia Commons/Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden China Xi Jinping mengunjungi wilayah otonomi Tibet pada Rabu dan Kamis kemarin, menurut kantor berita Xinhua. Ini merupakan kunjungan pertama oleh pemimpin tertinggi China dalam tiga dekade terakhir ke Tibet.

Dalam rekaman yang dirilis pada Hari Jumat oleh stasiun televisi pemerintah China CCTV, Presiden Xi terlihat menyapa kerumunan yang mengenakan kostum etnis dan mengibarkan bendera Tiongkok ketika dia tiba di Tibet.

Setelah sambutan hangat oleh kader dan massa dari semua kelompok etnis, Presiden Xi pergi ke Jembatan Sungai Nyang untuk meninjau proses perlindungan ekologi dan lingkungan dari Sungai Yarlung Tsangpo serta Sungai Nyang, kata CCTV mengutip CNA Jumat 23 Juli.

Berikutnya, Presiden Xi juga mengunjungi Museum Perencanaan Kota Nyingchi dan daerah lain untuk melihat perencanaan pembangunan kota, revitalisasi pedesaan dan pembangunan taman kota.

Pada Hari Kamis, Presiden Xi menuju ke Stasiun Kereta Nyingchi untuk meninjau perencanaan proyek Kereta Api Sichuan - Tibet, sebelum naik kereta ke Lhasa.

Tiba di Lhasa, Presiden Xi mengunjungi sebuah biara dan Lapangan Istana Potala, untuk kemudian berkeliling melihat peninggalan warisan budaya Tibet, terang Xinhua.

Istana Potala adalah rumah tradisional pemimpin spiritual Buddha Tibet, Dalai Lama, yang berada di pengasingan, yang sejak lama dicap sebagai separatis berbahaya oleh Beijing.

Tibet, yang terletak di perbatasan China dengan India, dipandang memiliki kepentingan strategis yang kritis bagi Beijing. Tahun lalu, China dan India mengalami ketegangan paling serius dalam beberapa dekade di perbatasan mereka yang disengketakan di Himalaya, dengan korban jiwa di pihak China maupun India.

Foto-foto yang dirilis oleh Xinhua menunjukkan, Presiden Xi didampingi oleh Zhang Youxia, wakil ketua Komisi Militer Pusat China dan seorang jenderal senior di Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Tibet telah berganti-ganti selama berabad-abad antara kemerdekaan dan kontrol oleh China, yang mengatakan membebaskan secara damai wilayah di dataran tinggi yang terjal pada tahun 1951, menghadirkan infrastruktur dan pendidikan ke wilayah yang sebelumnya terbelakang.

Tetapi, banyak orang Tibet di pengasingan menuduh pemerintah pusat melakukan penindasan agama dan mengikis budaya mereka. Pada tahun 2008, kerusahan pecah di Tibet, seiring dengan kemarahan warga yang merasa warisan budayanya 'terganggu' perkembangan pesat yang dipicu China.

Sebelumnya, Xi Jinping telah mengunjungi Tibet dua kali, namun bukan sebagai presiden. Pertama pada tahun 1998 sebagai ketua partai Provinsi Fujian. Kedua pada tahun 2011 wakil presiden. Sementara, Presiden China terakhir yang berkunjung adalah Jiang Zemin pada tahun 1990.

Terpisah, Kelompok Advokasi Kampanye Internasional untuk Tibet mengatakan pada Hari Kamis, orang-orang di Lhasa melaporkan kegiatan yang tidak biasa dan pemantauan gerakan mereka, sebelum kunjungan Presiden Xi. Jalan-jalan diblokir, dengan petugas keamanan memeriksa kegiatan masyarakat.

Untuk diketahui, Beijing terus melakukan pembangunan di Tibet untuk menangkal ketidakpuasan, di mana masyarakat di sana sangat menghormati Dalai Lama, membenci masuknya turis dan pemukim dari China.

Sejak tahun 2008 China, menggelontorkan investasi ke kawasan tersebut, menjadikan Tibet salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di China, menurut statistik lokal.