Direktur CIA Ungkap 100 Anggotanya Kena Penyakit Misterius Sindrom Havana, Rusia Bantah Terlibat
Kepala CIA William Burns. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Sekitar 100 anggota badan intelijen Amerika Serikat (AS) CIA dan anggota keluarga termasuk di antara sekitar 200 pejabat dan kerabat AS terkena penyakit misterius.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur CIA William Burns Kamis 22 Juli waktu setempat. Burns mengatakan, mereka menderita 'Sindrom Havana', serangkaian penyakit misterius yang meliputi migrain dan pusing, seperti mengutip Reuters Jumat 23 Juli.

Burns, yang ditunjuk oleh Presiden AS Joe Biden sebagai diplomat karir pertama yang menjabat sebagai Kepala CIA, mengatakan dalam wawancara National Public Radio (NPR), ia telah mendukung upaya agensinya untuk menentukan penyebab sindrom tersebut dan apa yang bertanggung jawab.

Dia membenarkan sejumlah langkah penanganan yang diambil pihaknya seperti, penunjukan seorang perwira senior yang pernah memimpin perburuan Osama bin Laden untuk mengepalai satuan tugas yang menyelidiki sindrom tersebut, hingga melipatgandakan personel tim medis yang terlibat dalam penyelidikan.

CIA juga telah mempersingkat daftar tunggu bagi orang-orang yang berafiliasi dengan CIA untuk masuk ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, dari delapan minggu menjadi dua minggu.

"Menurut saya, adalah kewajiban besar bagi setiap pemimpin untuk menjamin keselamatan rakyatnya. Dan ini yang akan coba saya lakukan," terang Burns kepada NPR dalam wawancara pertamanya sejak menjadi Direktur CIA pada bulan Maret.

Sindrom Havana, dengan gejala seperti pusing, mual, migrain, dan gangguan ingatan, dinamakan demikian karena pertama kali dilaporkan oleh pejabat AS yang berbasis di Kedutaan AS di Havana, Kuba pada 2016.

Burns mencatat, panel Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS pada Bulan Desember menemukan teori yang masuk akal, sindrom ini disebabkan oleh sinar energi terarah.

Ada 'kemungkinan yang sangat kuat' sindrom itu sengaja disebabkan, dan Rusia dapat bertanggung jawab, katanya, seraya menambahkan, dirinya menahan kesimpulan definitif sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Moskow sendiri membantah terlibat dalam hal ini.