Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Selandia Baru memutuskan untuk menghentikan pengaturan perjalanan bebas karantina dengan Australia, setidaknya untuk delapan minggu ke depan mulai nanti malam.

Pengumuman yang disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern ini, seiring dengan upaya Pemerintah Australia untuk memerangi varian Delta yang sangat menular.

"Kami selalu mengatakan, respon kami akan berkembang seiring dengan perkembangan virus. Ini bukan keputusan yang kami ambil dengan mudah, tetapi ini adalah keputusan yang tepat untuk menjaga keamanan warga Selandia Baru," kata Jacinda Ardern kepada wartawan di Auckland, mengutip Reuters Jumat 23 Juli.

"Gelembung perjalanan telah dijeda untuk pelancong ke dan dari New South Wales, Victoria dan Australia Selatan," sambung PM Ardern, merujuk pada tiga negara bagian di Australia yang tengah berjuang mengatasi infeksi COVID-19.

Gelembung itu adalah pengaturan bebas karantina dua arah yang langka di Asia, di mana negara-negara menutup sebagian besar perbatasan mereka selama pandemi. Rencana gelembung Singapura-Hong Kong telah tertunda beberapa kali.

Permintaan untuk penerbangan antara Australia dan Selandia Baru lebih rendah dari yang diperkirakan sejak gelembung dibuka pada 19 April. Penjualan tiket dari 6 hingga 12 April untuk perjalanan dari Selandia Baru ke Australia pulih menjadi 27 persebn dari volume pada periode yang sama pada 2019. Sementara arah sebaliknya pulih menjadi 69 persen dari level 2019, menurut data ForwardKeys yang diberikan kepada Reuters.

Sementara, kapasitas maskapai terjadwal antara Australia dan Selandia Baru bulan ini adalah sekitar 44 persen dari level 2019, menurut data dari perusahaan analisis penerbangan Cirium, jauh di bawah perkiraan awal lebih dari 70 persen.

Air New Zealand Ltd., dan Qantas Airways Ltd., menjadi satu-satunya operator untuk masing-masing negara di rute tersebut, dan beberapa jeda dalam gelembung karena wabah kecil merusak kepercayaan konsumen.

Sebelumnya, gelembung perjalanan telah diluncurkan sebagai bebas tes serta bebas karantina. Tetapi, bulan ini Selandia Baru memperkenalkan persyaratan pengujian yang membuatnya lebih mahal bagi orang Australia untuk berkunjung.

Pemerintah Selandia Baru sendiri mengatakan, minggu depan akan ada penerbangan kembali untuk warga Selandia Baru dari semua negara bagian dan teritori Australia, yang akan memerlukan bukti tes COVID-19 pra-keberangkatan negatif.

Penumpang yang tiba dari Sydney akan diminta untuk menghabiskan dua minggu di karantina yang dikelola pemerintah, tanpa terkecuali untuk menghindari penyebaran infeksi COVID-19.

Dengan kondisi yang terjadi saat ini, Air New Zealand menyebut penangguhan gelembung perjalanan akan memiliki dampak operasional dan keuangan jangka pendek pada bisnisnya.

Baik Qantas maupun Air New Zealand mengatakan, sebagian besar layanan penerbangan yang menghubungkan Australia - Selandia Baru akan dibatalkan mulai 31 Juli. Namun, mereka akan mempertahankan sejumlah kecil penerbangan untuk perjalanan dan pengangkutan penting.