Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Malaysia memutuskan untuk tidak memperpanjang status keadaan darurat sebut Menteri Takiyuddin Hassan, Senin waktu setempat, meski infeksi COVID-19 di negara itu tembus 1 juta kasus.

Negeri Jiran berada di bawah status darurat dan penguncian ketat sejak Januari, yang menurut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin diperlukan untuk menekan penyebaran COVID-19.

Meski dalam status darurat dan penguncian ketat, pandemi COVID-19 di Malaysia semakin buruk, memicu kemarahan publik.

Malaysia melaporkan rekor jumlah kasus pada Hari Minggu 25 Juli kemarin, menjadikan jumlah total infeksi melewati 1 juta. Tingkat infeksi per kapitanya adalah yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Menteri Takiyuddin mengatakan, pemerintah tidak akan meminta raja untuk memperpanjang keadaan darurat. Ini disampaikannya di sela-sela sesi khusus persidangan Parlemen Malaysia, mengutip Reuters Senin 26 Juli.

Malaysia adalah monarki konstitusional di mana raja memiliki peran seremonial, melaksanakan tugasnya dengan saran dari perdana menteri dan kabinet. Tetapi, raja juga memiliki kekuatan untuk memutuskan apakah keadaan darurat harus diumumkan.

Muhyiddin telah memerintah dengan mayoritas tipis dan memimpin koalisi penguasa yang tidak stabil sejak berkuasa pada Maret 2020. Dengan memberlakukan keadaan darurat, Muhyiddin secara konstitusional dapat menangguhkan parlemen (reses), memungkinkannya menangani COVID-19 tanpa persetujuan parlemen.

Sementara, Status darurat disebut para penentangnya sebagai upaya untuk mempertahankan pemerintahannya. Sidang sesi khusus Parlemen Malaysia yang tengah digelar saat ini akan berlangsung selama lima hari. Sejauh ini, belum ada indikasi akan digelarnya mosi tidak percaya.

Partai UMNO, partai politik terbesar Malaysia dan sekutu kunci dalam koalisi, menarik dukungan untuk Muhyiddin awal bulan ini. Meski demikian, Jaksa Agung Malaysia mengatakan penarikan itu tidak akan mempengaruhi posisi Muhyiddin atau kabinetnya, karena masalah mayoritas rumahnya hanya dapat ditentukan oleh parlemen.

pm malaysia
PM Malaysia Muhyiddin Yassin. (Twitter/@501Awani)

Kemarin, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporakan 17.045 kasus baru infeksi COVID-19, rekor tertinggi selama pandemi dibanding sehari sebelumnya yang mencatat 15.902 kasus, menjadikan Malaysia mencatat total infeksi sebanyak 1.013.438 kasus, mengutip CNA.

Selain itu, kementerian juga mengumumkan 92 kematian, menjadikan jumlah kematian menjadi 7.994. Sementara, dengan penambahan 9.683 kasus baru sembuh, sehingga total sembuh menjadi 844.541 orang. Total saat ini Malaysia mencatat 160.903 kasus infeksi aktif.

Lembah Klang kembali menyumbang lebih dari setengah infeksi baru dengan 8.500 di Selangor dan 2.045 di Kuala Lumpur. Ada juga 1.216 kasus baru di Kedah dan 950 infeksi baru di Johor. Malaysia juga melaporkan enam kasus impor COVID-19 pada hari Minggu.

Dalam sebuah cuitan di Twitter, Kementerian Kesehatan melaporkan kasus COVID-19 pertama Kelantan dengan varian Delta dan mendesak warga untuk lebih waspada.

Sementara, dalam unggahan di Facebook pada Hari Minggu, Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan, sebuah rumah sakit di Penang telah diubah menjadi 'rumah sakit hibrida COVID-19', untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus yang memerlukan rawat inap.

"RS Bukit Mertajam dilengkapi 72 tempat tidur dengan pipa oksigen untuk pasien COVID-19. Rumah sakit dapat menyisihkan 120 tempat tidur jika permintaan meningkat," terang Dr Noor Hisham.

Dia menambahkan, pasien non-COVID-19 akan dialihkan ke rumah sakit terdekat lainnya ketika diperlukan.

Pada Hari Sabtu, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan, Malaysia dapat melonggarkan beberapa pembatasan bagi orang-orang yang telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, termasuk mengizinkan mereka untuk makan di restoran.

Penduduk yang divaksinasi lengkap juga dapat melakukan beragam kegiatan sosial dan olahraga. Perjalanan antar negara bagian dapat diizinkan untuk pasangan yang tinggal dan bekerja terpisah satu sama lain.

"Kami akan menyelesaikan (rinciannya) dan saya akan mengumumkannya sebagai paket total. Saya berharap ini (relaksasi) akan memberi ruang atau ruang, ruang bernapas, bagi orang-orang untuk menjalani kehidupan yang sedikit lebih baik. Keputusan akan diambil dalam beberapa hari ke depan," tukas Muhyiddin.