Bagikan:

JAKARTA - Kabar duka datang dari Malaysia, setelah mencatat rekor infeksi harian COVID-19, diikuti dengan penutupan pusat vaksinasi lantaran ratusan vaksinator terinfeksi COVID-19. 

Pusat vaksinasi COVID-19 di Malaysia diperintahkan untuk ditutup untuk sanitasi pada ini, setelah lebih dari 200 sukarelawan dan pekerja di sana dinyatakan positif selama akhir pekan, ujar pejabat berwenang Malaysia.

Mereka yang diinokulasi dari 9-12 Juli di pusat, sekitar 25 km (15,5 mil) di luar Kuala Lumpur, disarankan untuk mengasingkan diri selama 10 hari, kata Menteri Sains Malaysia Khairy Jamaluddin kepada wartawan, mengutip Reuters Selasa 13 Juli. 

"Fasilitas ini memiliki kapasitas sekitar 3.000 dosis setiap hari. Dari 453 pekerja dan sukarelawan yang diperiksa, 204 dinyatakan positif," kata Khairy.

Insiden itu terjadi ketika Malaysia berjuang untuk menahan wabah terbesarnya, dengan rekor kematian dan kasus di tengah peningkatan program vaksinasi dan tindakan penguncian yang lebih ketat selama sebulan terakhir.

Dengan total 844.870 kasus infeksi, Malaysia memiliki salah satu tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga salah satu tingkat inokulasi tertinggi, dengan 25 persen dari 32 juta penduduknya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.

"Pusat tersebut akan melanjutkan vaksinasi pada Hari Rabu setelah sanitasi dan perubahan staf," tambah Khairy.

Kabar pilu tenaga vaksinator yang terinfeksi ini, diikuti dengan kabar Malaysia mencatat rekor kasus infeksi harian COVID-19 sejak dimulainya pandemi tahun lalu, dengan 11.079 infeksi dalam laporan hari ini. 

Mengutip The Straits Times, rekor harian sebelumnya adalah 9.353 kasus pada 10 Juli. Selangor melaporkan sebagian besar kasus baru, dengan 5.263 dicatat oleh negara bagian terpadat di Negeri Jiran tersebut.

Rekor dalam kasus datang ketika Malaysia tetap berada di bawah penguncian nasional sejak 1 Juni, ketika negara itu berjuang untuk mengendalikan infeksi.

Terkait dengan penutupan pusat vaksinasi, Menteri Sains Khairy Jamaluddin menegaskan penutupan satu hari tidak akan menggagalkan program vaksinasi negara itu, dengan rencana untuk menginokulasi 60 persen populasi pada akhir September masih berlaku.