Ilmuwan Israel Kembangkan Organ Hibrida Campuran dari Manusia dan Babi
Dr. Shahar Cohen (Sumber: Beilinson Hospital via Jerusalem Post)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah tim peneliti Israel telah mengembangkan organ hibrida, organ dari babi dengan pembuluh darah 'manusia', yang mereka yakini dapat membantu meringankan kekurangan organ transplantasi.

Ada banyak upaya untuk menanamkan organ hewan pada manusia, tetapi, sebagian besar tidak berhasil, sebagian besar karena penolakan akut, jelas Dr. Shahar Cohen dari Rumah Sakit Beilinson, yang timnya mengembangkan organ hibrida.

Pemicu utama penolakan organ adalah lapisan dalam pembuluh darahnya, katanya. Lapisan ini adalah titik kontak antara organ yang ditransplantasikan dan tubuh penerima.

"Kami mencari cara untuk menghasilkan lapisan alternatif yang tidak menyebabkan penolakan," kata Cohen sepeti mengutip The Jerusalem Post 7 April.

Solusinya, Tim Cohen menghilangkan lapisan dari pembuluh darah babi dan menggantinya dengan lapisan yang lebih 'ramah' untuk sistem kekebalan manusia, yang direkayasa di laboratorium dari sel plasenta manusia, yang sejauh ini diketahui tidak memicu penolakan.

“Alih-alih menghancurkan seluruh organ, kami hanya menargetkan sebagian organ, bagian terpenting,” urai Cohen.

"Kami menghilangkan lapisan dalam pembuluh darah babi dan menggantinya dengan 'lapisan manusia', dengan demikian memanusiakan pembuluh darah organ dan menghasilkan organ hibrida, organ babi dengan pembuluh darah yang dimanusiakan. Ini adalah cara untuk mengatasi penghalang organ babi pada manusia," paparnya.

Lebih jauh dia menerangkan, tim memilih untuk menggunakan sel plasenta karena karena dinilai sebagai organ ideal yang menghubungkan dua manusia, memainkan peran kunci dalam menjaga hubungan antara ibu dan janin.

Metode ini telah berhasil dicoba sejauh ini di sejumlah organ, seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, pankreas dan anggota badan, kata Cohen. Namun, sampai sekarang eksperimen yang dilakukan bersifat ex-vivo atau di luar tubuh.

Hasil kerja tim tersebut diterbitkan minggu ini dalam 'Laporan Ilmiah' peer-review bergengsi yang diterbitkan oleh Nature Research.

Selanjutnya, lanjut Cohen, para peneliti berencana untuk melakukan transplantasi organ hibrida pertama mereka pada hewan. Dalam waktu sekitar lima tahun, Cohen berharap transplantasi manusia pertama dapat dilakukan.

Kekurangan organ yang tersedia untuk transplantasi merupakan masalah kronis secara global. Selama beberapa dekade terakhir, tidak ada terobosan besar dalam peningkatan pasokan dan jumlah orang dalam daftar tunggu tinggi dan terus bertambah. Menurut organisasi Donate Life, sekitar 8.000 orang Amerika Serikat meninggal setiap tahun menunggu transplantasi.

"Kami percaya bahwa pendekatan kami akan membuat kenyataan ini lebih cepat daripada nanti. Tujuan kami adalah mengubah dunia dan mengubah wajah kedokteran transplantasi moderen," terangnya.

"Kami ingin menghilangkan daftar tunggu dan memiliki persediaan organ yang tidak terbatas untuk transplantasi, dan masa depan dengan lebih sedikit obat anti-penolakan pada manusia sehingga mereka memiliki lebih sedikit efek samping dan lebih sedikit masalah yang berkaitan dengan penekanan kekebalan.

"Kami memiliki jalur yang jelas untuk memahami bagaimana mencapai tonggak sejarah ini. Saya pikir kita akan dapat mencapai visi ini," pungkasnya.