Temui Pemimpin Rezim Militer Myanmar, Duta Besar China Dukung Pelibatan ASEAN
ASEAN Leaders’ Meeting yang membahas masalah Myanmar di Indonesia. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah China menyatakan dukungannya terhadap pelibatan Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), dalam memulihkan perdamaian dan stabilitas di Myanmar.

Ini dikatakatan oleh Duta Besar China untuk Myanmar Chen Hai saat bertemu dengan Pemimpin Rezim Militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing di Naypyitaw, Sabtu pekan lalu.

Dalam unggahannya di media sosial Facebook, Kedutaan Besar China menuliskan, Duta Besar Chen menekankan china sebagai tetangga Myanmar akan terus memainkan peran konstruktif.

"China dengan tulus berharap untuk pemulihan perdamaian dan stabilitas di Myanmar lebih awal dan mendukung pelaksanaan konsensus oleh ASEAN dan Myanmar," tulis Kedutaan Besar China seperti melansir The Irrawaddy Senin 7 Juni.

Sebelumnya pada Hari Jumat, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dari Brunei dan Menteri Luar Negeri Brunei Erywan Yusof, bertemu dengan jenderal senior di Naypyitaw untuk membahas KTT khusus yang diadakan pada akhir April di Jakarta.

Tetapi, Pemerintah Persatuan Nasional Sipil Myanmar yang paralel (NUG) mengatakan telah kehilangan kepercayaan pada blok regional, karena gagal terlibat dengan kedua belah pihak, mengabaikan pendekatan NUG dan hanya terlibat dengan junta.

Menyusul KTT ASEAN pada 24 April, yang dihadiri oleh Jenderal Min Aung Hlaing, China mengusulkan pertemuan bulan ini di China dengan pembicaraan tingkat kerja tentang krisis.

Chen dilaporkan telah mengadakan beberapa pertemuan rahasia dan informal dengan para pemimpin rezim militer, menjelang pembicaraan hari Sabtu di Naypyitaw.

Surat kabar rezim militer mengatakan pada Hari Minggu, pertemuan difokuskan pada kerja sama bilateral dan stabilitas di sepanjang perbatasan yang membentang lebih dari 2.000 kilometer, serta kehadiran banyak kelompok bersenjata etnis minoritas yang kuat di sepanjang perbatasan.

Sementara, surat kabar yang berafiliasi dengan Pemerintah China Global Times mengatakan, pihak berwenang Myanmar bersedia untuk menjaga komunikasi dengan China.

"Myanmar bersedia bekerja dengan ASEAN untuk menjaga stabilitas domestik dan mengoordinasikan implementasi konsensus yang relevan, kata pemimpin Myanmar Min Aung Hlaing," tulis surat kabar tersebut di Facebook. 

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.