Bill Gates dan Warren Buffet Patungan Bangun Reaktor Nuklir Canggih di Wyoming
Bill Gates. (Instagram/@thisisbillgates)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan reaktor nuklir canggih milik miliarder Bill Gates TerraPower LLC dan PacifiCorp, memilih Wyoming untuk meluncurkan proyek reaktor Natrium pertama di lokasi pembangkit listrik batu bara yang sudah pensiun, ungkap gubernur negara bagian itu, Rabu waktu setempat

TerraPower, yang didirikan oleh Gates sekitar 15 tahun yang lalu, dan perusahaan listrik PacifiCorp, yang dimiliki oleh Berkshire Hathaway kepunyaan miliarder Warren Buffet, mengatakan lokasi yang tepat dari pabrik demonstrasi reaktor Natrium diperkirakan akan diumumkan pada akhir tahun. 

Reaktor kecil yang canggih, menggunakan bahan bakar yang berbeda dari reaktor tradisional, dianggap oleh beberapa orang sebagai teknologi bebas karbon kritis yang dapat melengkapi sumber daya intermiten, seperti angin dan matahari, seiring dengan program pengurangan emisi yang menyebabkan perubahan iklim.

"Ini adalah jalur tercepat dan terjelas kami untuk menjadi negatif karbon," jelas Gubernur Wyoming Mark Gordon terkait proyek milik Bill Gates dan Warren Buffet ini seperti melansir Reuters Kamis 3 Juni. 

"Tenaga nuklir jelas merupakan bagian dari strategi energi saya di Wyoming," sambungnya merujuk Wyoming sebagai negara bagian penghasil batu bara terbesar Amerika Serikat (AS).

Proyek ini memiliki reaktor cepat berpendingin natrium 345 megawatt, dengan penyimpanan energi berbasis garam cair, yang dapat meningkatkan output daya sistem hingga 500 MW selama permintaan daya puncak. TerraPower mengatakan tahun lalu, pabrik ini akan menelan biaya sekitar 1 miliar dolar AS.

Akhir tahun lalu, Departemen Energi AS memberikan TerraPower 80 juta dolar AS dalam pendanaan awal untuk mendemonstrasikan teknologi Natrium. Departemen tersebut telah berkomitmen untuk mendanai tambahan di tahun-tahun mendatang yang bergantung pada alokasi Kongres AS.

Chris Levesque, presiden dan CEO TerraPower, mengatakan pabrik percontohan akan memakan waktu sekitar tujuh tahun untuk dibangun.

"Kami membutuhkan energi bersih semacam ini di jaringan pada 2030-an," ungkapnya kepada wartawan.

Terpisah pakar tenaga nuklir memeringatkan, reaktor nuklir canggih dapat memiliki risiko lebih tinggi daripada yang konvensional. Bahan bakar untuk banyak reaktor canggih harus diperkaya pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada bahan bakar konvensional, yang berarti rantai pasokan bahan bakar bisa menjadi target yang menarik bagi militan yang ingin membuat senjata nuklir mentah, kata sebuah laporan baru-baru ini.

Kendati demikian, Levesque mengatakan pembangkit tersebut akan mengurangi risiko proliferasi, karena mereka mengurangi limbah nuklir secara keseluruhan.

Selain membawa listrik bebas karbon secara online, Senator Wyoming John Barrasso mengatakan pembangunan proyek percontohan dapat mengangkat industri pertambangan uranium negara yang pernah aktif.

Barrasso yang juga anggota Komisi Energi Senat AS dari Partai Republik, mensponsori undang-undang bipartisan yang ditandatangani menjadi undang-undang pada tahun 2019, mengarahkan Komisi Pengaturan Nuklir untuk membuat ketentuan pemberian lisensi terhadap reaktor nuklir canggih seperti yang akan dibangun TerraPower.