JAKARTA - Polandia akan menjadi negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang membeli drone atau unmanned aerial vehicles (UAV) bersenjata dari Turki. Ini seperti diumumkan oleh Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak.
Dalam pengumumannya Sabtu 22 Mei waktu setempat, Polandia akan membeli 24 drone bersenjata Bayraktar TB2, beserta dengan palet logistik dan pelatihan dari Turki.
"Drone Bayraktar TB2 telah membuktikan diri dalam perang. Dan UAV akan ditangani oleh sebuah perusahaan militer," ujar Blaszczak melansir Reuters, Minggu 23 Mei.
Kontrak tersebut, yang akan diselesaikan tanpa proses pengadaan, akan ditandatangani minggu depan dalam kunjungan Presiden Polandia Andrzej Duda ke Turki.
Pihak berwenang Turki mengatakan, negara itu telah menjadi produsen pesawat tak berawak terbesar keempat di dunia, sejak Presiden Tayyip Erdogan meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada senjata Barat.
Untuk diketahui, sebelum menjual drone untuk Polandia, perusahaan teknologi pertahanan Turki Baykar sudah lebih dahulu mengekspor drone sejenis ke sejumlah negara, semisal Ukraina, Qatar dan Libya.
Sebelumnya, Presiden Erdogan mengatakan Arab Saudi juga tertarik untuk membeli drone sejenis dari Turki pada Maret lalu, di sela-sela kritik terhadap latihan militer Arab Saudi dengan Yunani di Mediterania Timur serta ketegangan hubungan Arab Saudi - Turki atas kasus tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada tahun 2018.
"Tapi di sisi lain, saat ini ada permintaan dari Arab Saudi untuk UAV bersenjata dari Turki. Itu perkembangan terkini," tukasnya ketika itu tanpa merinci.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Kanada membatalkan izin ekspor teknologi drone ke Turki pada Bulan April, setelah menyimpulkan bahwa peralatan itu digunakan oleh pasukan Azeri yang memerangi Armenia di daerah kantong Nagorno-Karabakh. Bagian yang diembargo termasuk sistem kamera untuk drone bersenjata Baykar.