JAKARTA - Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Kementerian Luar Negeri Turki menolak pernyataan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang menuduh Presiden Recep Tayyip Erdogan anti-Semit.
Juru bicara Ibrahim kali mengatakan, upaya untuk menghubungkan Presiden Turki dengan anti-semit adalah tragisomis.
"Ini adalah pendekatan tragis bahwa AS mengaitkan anti-Semitisme dengan Presiden kami," kata Ibrahim Kalin di Twitter, seperti melansir Yenisafak, Kamis 20 Mei.
Dikatakannya, Turki tidak bisa tinggal diam dengan kebrutalan Israel secara paksa mengusir warga Palestina, membantai warga sipil dan bayi, merujuk pada kritik Presiden Erdogan terhadap agresi Israel.
"Kepekaan Presiden kami terhadap Holocaust Yahudi dan perlindungan hak-hak komunitas Yahudi di Turki jelas. Saksi terbesar untuk ini adalah perwakilan dari komunitas Yahudi dan minoritas lainnya di Turki," tambahnya sambil mengunggah kembali cuitan Komunitas Yahudi Turki yang mengapresiasi dukungan Presiden Erdogan kepada mereka.
"Daripada menanggapi sikap Presiden yang dibenarkan dengan tuduhan yang tidak berdasar, kami mengundang AS untuk mempertimbangkan kembali sikap bias, salah, dan tidak adil terhadap Palestina," tegasnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menolak sepenuhnya pernyataan Departemen Luar Negeri Amerik Serikat yang menyebut Presiedn Erdigan anti-Semit. Dalam pernyataannya, daripada membuat tuduhan palsu kepada Presiden Erdogan, mereka meminta Pemerintah AS melakukan upaya menghentikan serangan Israel.
"Konsep anti-Semitisme tidak boleh digunakan untuk menutupi kebijakan pembersihan etnis, agama dan budaya Israel. Komentar Presiden Erdogan tidak menargetkan orang-orang Yahudi, tetapi pemerintah Israel, yang memiliki darah banyak orang Palestina yang tidak bersalah, yang sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan pemuda," kritik pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut juga menggaris bawahi, Turki menjadi Tanah Air bagi banyak orang Yahudi yang melarikan diri dari inkuisisi berabad-abad lalu dan dari Holocaust selama Perang Dunia II.
Pernyataan tersebut menekankan Turki membantu penyelamatan ratusan orang Yahudi selama Holocaust dan warga Yahudi
Itu menggarisbawahi bahwa diplomat diplomat Turki yang pemberani juga membantu menyelamatkan ratusan orang Yahudi selama Holocaust dan warga Yahudi di Turki telah hidup selama berabad-abad dalam damai dan ketenangan, tanpa diskriminasi apa pun.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS pada Hari Selasa mengutuk komentar anti-Semit Presiden Erdogan baru-baru ini tentang orang-orang Yahudi dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:
Sementara, Presiden Erdogan yang merupakan pembela vokal Palestina, mengkritik Israel karena melakukan serangan udara di Gaza. Ia menyebut Israel sebagai 'negara teror', setelah polisi Israel menembakkan peluru karet ke orang-orang Palestina yang melempar batu di Yerusalem.
Selain itu, Presiden Erdogan mengkritik kekuatan Barat karena kurangnya tanggapan mereka terhadap kekerasan antara Israel dan Palestina, dengan menyebut Austria dan Amerika Serikat, yang dikatakannya menulis sejarah dengan tangan berdarah.
Untuk diketahui, sedikitnya 227 warga Palestina telah tewas, termasuk 64 anak-anak dan 36 wanita, dan 1.620 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza.