Tegas! Erdogan: Turki Tidak  Menerima Penganiayaan Israel, Bahkan Jika Seluruh Dunia Mengabaikannya!
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan pernyataan tegas saat pertemuan dengan partai penguasa secara virtual. Turki tidak akan menerima penganiayaan Israel bahkan jika seluruh dunia mengabaikannya.

Erdogan juga menyerukan kepada dunia untuk melawan serangan Israel atas Palestina.

"Mereka yang tetap diam atau secara terbuka mendukung pertumpahan darah Israel harus tahu suatu hari nanti giliran mereka," kata Erdogan saat berpidato di pertemuan virtual Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) dilansir dari Yenisafak, Jumat, 14 Mei.

"Sangat penting bahwa Dewan Keamanan PBB mengambil langkah-langkah untuk memastikan perdamaian di Yerusalem sejalan dengan keputusan Majelis Umum," katanya.

Tentang serangan Israel, Erdogan mengatakan Turki siap untuk secara aktif mendukung inisiatif apa pun oleh PBB, dan bertanggung jawab atas perdamaian.

Jika Organisasi Kerja Sama Islam tidak mengambil sikap "konkret" terhadap serangan Israel, itu akan mendiskreditkan keberadaannya sendiri, tambah presiden Turki itu.

Blok Muslim telah mengadakan pertemuan darurat tingkat menteri pada hari Minggu untuk membahas serangan Israel di wilayah Palestina.

Ketegangan telah memuncak di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki selama sebulan terakhir ketika pemukim Israel berkerumun mengikuti perintah pengadilan untuk penggusuran keluarga Palestina di daerah itu.

Baru-baru ini, ketegangan semakin meningkat, bergerak dari Yerusalem Timur ke Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina di sana bersumpah untuk membalas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah jika mereka tidak dihentikan.

Setidaknya 119 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak dan 19 wanita, telah tewas sejak itu, menurut pejabat kesehatan Palestina. Lebih dari 830 lainnya terluka, selain kerusakan berat pada bangunan tempat tinggal di seluruh daerah kantong.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.