Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Hari Rabu memperingatkan Israel, mereka akan menanggung akibat yang sangat berat, jika bermaksud melenyapkan anggota militan Hamas di negaranya.

Peringatan datang setelah rekaman kepala badan keamanan Israel, Shin Bet, yang terungkap Minggu malam menyebutkan rencana Tel Aviv untuk memburu tokoh-tokoh Hamas di berbagai lokasi di dunia, termasuk di Lebanon, Turki, hingga Qatar.

Pada Hari Senin, Ankara telah memperingatkan Israel, bahwa akan ada konsekuensi serius jika anggota Hamas dibunuh di wilayah Turki.

"Jika mereka melakukan kesalahan seperti itu, mereka harus tahu bahwa mereka akan menanggung akibatnya yang sangat berat," ujar Presiden Erdogan, dilansir dari Reuters 7 Desember.

"Mereka tidak mengenal orang Turki. Mereka tidak mengenal kami," sambungnya, melansir The Times of Israel.

"Jika mereka berani mengambil langkah melawan Turki, mereka akan dihukum dan tidak akan pernah bisa bangkit lagi," tegas Presiden Erdogan.

"Mereka yang mencoba melakukan hal seperti itu harus ingat, bahwa konsekuensinya bisa sangat serius. Tidak ada seorang pun di dunia yang tidak mengetahui kemajuan yang telah dicapai Turki baik di bidang intelijen dan keamanan," tandasnya.

Ditambahkan olehnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang terjerat masalah hukum, telah menempatkan seluruh kawasan dalam bahaya demi kelangsungan politiknya.

"Pemerintahan Netanyahu membahayakan keamanan dan masa depan seluruh kawasan demi memperpanjang kehidupan politiknya," kata Presiden Erdogan.

Diberitakan sebelumnya, Kepala badan keamanan Israel memastikan, pihaknya akan berusaha melenyapkan kelompok militan Hamas di mana pun mereka berada, termasuk di luar negeri.

Itu disampaikan Kepala Shin Bet Ronen Bar dalam rekaman yang terungkap minggu malam di lembaga penyiaran publik Kan.

"Kabinet menetapkan tujuan bagi kami, untuk menyingkirkan Hamas. Dan kami bertekad untuk melakukannya, ini adalah Munich kami," katanya dalam rekaman tersebut.

"Di setiap lokasi, di Gaza, di Tepi Barat, di Lebanon, di Turki, di Qatar, semuanya,” lanjutnya.

"Ini akan memakan waktu beberapa tahun, tapi kami akan berada di sana untuk mewujudkannya," tegas Bar.

Bar mengakui badan intelijen tersebut gagal dalam misinya menjelang serangan gencar Hamas pada tanggal 7 Oktober. Namun, Shin Bet "sekarang berada dalam tren yang meningkat" dan telah mengambil pelajaran dari kegagalan pada hari itu dan melaksanakannya.