Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan semua pihak dalam konflik di Gaza untuk menghentikan serangan dan menahan diri, saat ia menyebut kelompok militan Palestina Hamas bukan teroris, mengatakan Israel menyalahgunakan niat baik Turki.

"Serangan rudal Israel dan serangan rudal ke Israel harus dihentikan," katanya dalam pertemuan kelompok parlemen partainya, menyerukan pengiriman darurat bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina," melansir Daily Sabah 25 Oktober.

Presiden Erdogan menekankan, kedua belah pihak dan komunitas internasional harus belajar dari kegagalan perundingan perdamaian sebelumnya.

"Kami melihat permasalahan Palestina dari jendela kemanusiaan. Kami melakukan segalanya untuk menghentikan krisis yang semakin parah sejak 7 Oktober," ujar Presiden Erdogan.

"Kami memiliki pendirian berdasarkan prinsip. Kami secara terbuka mengatakan kami bisa mentolerir (tindakan kekerasan) terhadap warga sipil Israel. Kami tidak punya masalah dengan negara Israel, tapi kami tidak pernah menyetujui kekejaman Israel yang lebih pantas dilakukan oleh sebuah organisasi dibandingkan negara. Sejak 7 Oktober, Israel telah melakukan serangan paling berdarah, paling menjijikkan terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza," urainya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Erdogan mengenang pertemuannya dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela pertemuan puncak PBB di New York, AS bulan lalu, menjadikan itu salah satu momen untuk normalisasi hubungan Turki dengan Israel, membuat Presiden Erdogan berencana mengunjungi Israel untuk semakin mencairkan hubungan kedua negara.

"Saya menjabat tangannya sekali saja. Saya punya niat baik. Kalau mereka terus dengan niat baik, hubungan kita akan lebih baik, tapi sayangnya mereka menyalahgunakan niat baik kita," ujarnya.

Masih di kesempatan tersebut, Presiden Erdogan menyebut Hamas sebagai pejuang untuk membebaskan wilayahnya, alih-alih kelompok teroris.

"Hamas bukanlah organisasi teroris. Ini adalah kelompok pembebasan, sekelompok mujahidin yang berjuang untuk mempertahankan tanah dan rakyatnya," puji Presiden Erdogan.

Presiden Erdogan juga mengatakan, hampir separuh korban tewas akibat serangan Israel merupakan perempuan dan anak-anak.

"Ini cukup untuk menunjukkan bahwa Israel tidak bertindak untuk membela diri tetapi melakukan tindakan kebiadaban yang setara dengan kejahatan terhadap kemanusiaan. Anda tidak dapat menemukan negara lain atau tentara lain di dunia yang membom kota, rumah sakit, tempat ibadah, sekolah dan pasar siang dan malam dengan pesawat tempur hanya untuk membunuh anak-anak," paparnya.

Ditambahkannya, Turki siap menjadi penjamin bagi Palestina dan menyelenggarakan konferensi perdamaian internasional Palestina-Israel.

"Kami mengusulkan penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional Palestina-Israel yang melibatkan semua aktor berpengaruh di kawasan," katanya.

"Ini harus menjadi acara yang bertujuan untuk mencapai apa yang gagal dicapai oleh pendahulunya, baik di Madrid atau Oslo," tandas Presiden Erdogan.