JAKARTA - Israel mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang mengatakan pemimpin Nazi Adolf Hitler memiliki asal-usul Yahudi, menyebutnya sebagai kebohongan tak termaafkan dan merendahkan Holocaust Nazi.
Tak perlu menunggu lama, Kementerian Luar Negeri Israel segera memanggil Duta Besar Rusia untuk negara itu, serta menuntut permintaan maaf, melansir Reuters 2 Mei.
"Kebohongan semacam itu dimaksudkan untuk menuduh orang Yahudi sendiri, atas kejahatan paling mengerikan dalam sejarah yang dilakukan terhadap mereka," kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan.
"Penggunaan Holocaust orang Yahudi untuk tujuan politik harus segera dihentikan," tegas PM Bennett.
Menlu Lavrov membuat pernyataan di televisi Italia pada Hari Minggu, ketika dia ditanya mengapa Rusia mengatakan perlu 'mendenazifikasi' Ukraina, jika presiden negara itu sendiri, Volodymyr Zelensky, adalah seorang Yahudi.
"Ketika mereka mengatakan 'Nazifikasi macam apa ini jika kita adalah orang Yahudi', saya pikir Hitler juga memiliki asal-usul Yahudi, jadi itu tidak berarti apa-apa," ujar Menlu Lavrov kepada saluran Rete 4, berbicara melalui penerjemah Italia.
"Sudah lama kita mendengar orang-orang Yahudi yang bijak mengatakan, anti-Semit terbesar adalah orang-orang Yahudi itu sendiri," tambahnya.
Terpisah, Dani Dayan, ketua Yad Vashem, peringatan Israel untuk enam juta orang Yahudi yang tewas dalam Holocaust, mengatakan pernyataan menteri Rusia itu adalah "penghinaan dan pukulan telak bagi para korban Nazisme yang sebenarnya".
Berbicara di radio Kan, Dayan mengatakan Menlu Lavrov menyebarkan "teori konspirasi anti-Semit tanpa dasar fakta".
Identitas salah satu kakek Hitler tidak diketahui tetapi ada beberapa spekulasi, tidak pernah didukung oleh bukti apapun, bahwa dia mungkin seorang Yahudi.
Tidak ada tanggapan segera untuk komentar dari kedutaan Rusia ke Israel atau dari Menlu Lavrov di Moskow.
Sementara itu, Kyiv mengutuk kata-kata Lavrov, dengan mengatakan "pernyataannya yang keji" menyinggung Zelensky, Israel, Ukraina dan Yahudi.
"Lebih luas lagi, mereka menunjukkan Rusia saat ini penuh dengan kebencian terhadap negara lain," cuit Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
Adapun Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, yang kakeknya meninggal dalam Holocaust mengatakan, menuduh orang Yahudi sebagai anti-Semit adalah "tingkat rasisme yang paling dasar". Dia juga menepis pernyataan Lavrov, bahwa unsur-unsur pro-Nazi menguasai pemerintah dan militer Ukraina.
"Ukraina bukan Nazi. Hanya Nazi yang Nazi dan hanya mereka yang berurusan dengan penghancuran sistematis orang-orang Yahudi," tukas Menlu Lapid kepada situs berita YNet.
BACA JUGA:
Diketahui, Israel telah menyatakan dukungan berulang untuk Ukraina, setelah invasi Rusia pada Bulan Februari. Namun waspada terhadap ketegangan hubungan dengan Rusia, penguasa di negara tetangga Suriah, pada awalnya menghindari kritik langsung terhadap Moskow dan belum memberlakukan sanksi formal terhadap oligarki Rusia.
Namun, hubungan menjadi lebih tegang, dengan Menlu Lapid bulan lalu menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina. Meski demikian, Presiden Ukraina juga mendapat kritik di Israel dengan mencari analogi antara konflik di negaranya dan Perang Dunia Kedua.