Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Hari Rabu, Amerika Serikat telah mengumpulkan koalisi negara-negara Eropa untuk menyelesaikan "masalah Rusia" dengan cara yang sama seperti Adolf Hitler mencari "solusi akhir" untuk membasmi orang Yahudi Eropa.

Menlu Lavrov mengatakan, Washington menggunakan taktik yang sama seperti Napoleon dan Nazi, dalam mencoba menaklukkan Eropa untuk menghancurkan Rusia.

Menggunakan Ukraina sebagai proxy, katanya, "mereka mengobarkan perang melawan negara kita dengan tugas yang sama, 'solusi akhir' dari permasalahan Rusia," ujarnya seperti mengutip Reuters 18 Januari.

"Sama seperti Hitler menginginkan 'solusi akhir' untuk permasalahan Yahudi, sekarang, jika Anda membaca politisi Barat ... mereka dengan jelas mengatakan Rusia harus menderita kekalahan strategis," sambungnya,

Menanggapi hal tersebut, Israel mengatakan pernyataan Menlu Lavrov "tidak dapat diterima."

"Setiap perbandingan atau menghubungkan peristiwa terkini dengan rencana solusi akhir Hitler untuk pemusnahan Orang Yahudi mendistorsi kebenaran sejarah, menodai ingatan mereka yang tewas dan yang selamat dan harus ditolak dengan keras," tegas Kementerian Luar Negeri Israel, melansir The Times of Israel.

Sementara, Jerman mengatakan pernyataan diplomat senior Rusia tersebut sebagai hal 'mengerikan'.

"Pelajaran sejarah yang dapat ditarik di sini adalah: kejahatan perang Rusia di Ukraina tidak akan dilupakan atau dibiarkan begitu saja," kata Duta Besar Jerman untuk Israel Steffen Seibert.

Sedangkan Kedutaan Prancis di Israel menyebut pernyataan Lavrov keterlaluan dan memalukan.

"Satu-satunya 'Solusi Akhir' meninggalkan bekas luka yang tak terkatakan dalam sejarah umat manusia," bunyi pernyataan Prancis.

'Solusi Akhir' adalah cetak biru Holocaust Hitler, yang menyebabkan pembunuhan sistematis terhadap 6 juta orang Yahudi, serta anggota minoritas lainnya.

Mei tahun lalu, Menlu Lavrov telah menyebabkan kemarahan, juga dengan komentar tentang Hitler. Menlu Lavrov mengatakan pemimpin Nazi itu memiliki "darah Yahudi" yang langsung menuai protes kemarahan dari Israel.