Presiden Putin Sebut BRICS Dapat Membantu Mencapai Penyelesaian Politik Konflik Gaza
Presiden Vladimir Putin. (TASS/Sergei Bobylev via Kremlin)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Selasa menyerukan solusi politik terhadap konflik Israel-Palestina, mengatakan negara-negara regional dan anggota kelompok negara BRICS dapat dilibatkan dalam upaya mencapai penyelesaian tersebut.

Dalam komentar yang disiarkan televisi pada pertemuan puncak BRICS secara virtual, Presiden Putin sekali lagi menyalahkan krisis Timur Tengah disebabkan kegagalan diplomasi Amerika Serikat di wilayah tersebut.

"Kami menyerukan upaya bersama komunitas internasional yang bertujuan untuk meredakan situasi, gencatan senjata, dan menemukan solusi politik terhadap konflik Palestina-Israel. Dan negara-negara BRICS serta negara-negara di kawasan dapat memainkan peran kunci dalam upaya ini," kata Presiden Putin, melansir Reuters 21 November.

Kendati demikian, Presiden Putin tidak merinci bagaimana upaya tersebut dapat diorganisir.

BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Aliansi tersebut setuju untuk memperluas keanggotaannya dengan menambahkan Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab sebagai anggota pada Agustus lalu.

Dalam komentar sebelumnya, Presiden Putin berulang kali menyerang kebijakan AS, mendesak Israel untuk menahan diri dan menyatakan simpati terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Bulan lalu, ia memperingatkan Israel agar tidak melakukan pengepungan terhadap Gaza dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Nazi Jerman saat mengepung Leningrad selama Perang Dunia Kedua, mengatakan serangan darat di sana akan menyebabkan sejumlah korban sipil yang "benar-benar tidak dapat diterima".

Pada Hari Selasa dia mengatakan banyaknya jumlah anak-anak yang tewas di Gaza sebagai hal mengerikan, menambahkan pemandangan operasi yang dilakukan pada anak-anak tanpa anestesi "membangkitkan perasaan khusus".

"Karena sabotase terhadap keputusan-keputusan PBB, yang jelas-jelas mengatur pembentukan dan hidup berdampingan secara damai antara dua negara merdeka dan berdaulat, Israel dan Palestina, lebih dari satu generasi warga Palestina dibesarkan dalam suasana ketidakadilan terhadap rakyatnya, dan Israel tidak dapat sepenuhnya menjamin keamanan negaranya," kata Presiden Putin.

Terpisah, pakar kebijakan Rusia dan Barat mengatakan Pemimpin Kremlin itu mencoba memanfaatkan krisis Gaza untuk keuntungan geopolitiknya, sebagai bagian dari strategi untuk menjalin hubungan dengan sekutu di negara-negara berkembang dan membangun apa yang disebutnya tatanan dunia baru untuk melawan dominasi AS.