JAKARTA - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memperingatkan potensi kesepakatan mengenai sandera dengan kelompok militan Hamas bisa menjadi bumerang, mengungkit pembebasan sandera tahun 2011 silam.
"Saya sangat khawatir karena ada pembicaraan mengenai kesepakatan, kami tidak diberitahu (detailnya), dan kami tidak diberitahu kebenarannya," katanya, melansir The Times of Israel 21 November.
"Rumornya adalah Israel akan kembali membuat kesalahan besar serupa dengan kesepakatan Shalit (2011)," lanjutnya.
Ben-Gvir yang beberapa tindakannya menimbulkan kontroversi mengatakan prihatin dengan "kesepakatan yang mungkin membawa bencana", menyebutkan kemungkinan pembebasan tahanan Palestina, serta mengizinkan bahan bakar masuk ke Jalur Gaza.
Mengutip JNS, dalam kesepakatan Shalit, Israel membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina, termasuk pemimpin Hamas di Gaza Yahyah Sinwar, dengan imbalan tentara Israel yang ditawan, Gilad Shalit.
Hamas juga dilaporkan meminta Israel untuk tidak menggunakan drone pengintai selama gencatan senjata potensial.
Diberitakan sebelumnya, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pejabat senior Israel sama-sama mengabarkan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, setelah perang di Gaza memasuki pekan ketujuh.
Dalam keterangan yang dikirim kepada Reuters oleh ajudannya Hari Selasa, seperti dikutip 21 November, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pihaknya "hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata" dengan Israel, dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut, namun orang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera TV, negosiasi dipusatkan pada berapa lama gencatan senjata akan berlangsung, pengaturan pengiriman bantuan ke Gaza dan pertukaran sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina di Israel.
BACA JUGA:
Sedangkan jaringan televisi berita Channel 12, mengutip seorang pejabat senior Israel mengatakan, "kami hampir mencapai kesepakatan" untuk pembebasan beberapa sandera di Gaza.
Mengingat masih ada masalah teknis yang harus diselesaikan, pejabat tersebut mengatakan ada kesepakatan bahwa setidaknya 50 orang akan dibebaskan, sementara puluhan lainnya dapat dibebaskan sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata lebih dari beberapa hari.
Mereka yang akan dibebaskan diperkirakan adalah anak-anak, ibu mereka dan perempuan lainnya, kata laporan itu.