JAKARTA - Kantor berita Arab Saudi Asharq News mengutip seorang pemimpin kelompok militan Palestina Hamas mengatakan, kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera sudah sangat dekat.
"Kami lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan jika (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu tidak menghalangi kesepakatan tersebut," kata perwakilan kelompok teror tersebut, menambahkan Amerika Serikat sekarang harus menekan Perdana Menteri Israel, dilansir dari The Times of Israel 16 Desember.
Sumber tersebut menambahkan, kelompok militan Hamas telah mengajukan proposal yang menunjukkan "fleksibilitas yang luar biasa," yang menetapkan "penghentian perang secara bertahap dan penarikan pasukan Israel secara bertahap sesuai dengan jadwal yang disepakati, dan jaminan dari mediator internasional.
Mediator telah mengintensifkan kontak dan pembicaraan untuk menjembatani kesenjangan dan mencapai kesepakatan dengan cepat, kata pemimpin Hamas.
Tujuan akhir kelompok militan itu penghentian permanen permusuhan, penarikan penuh IDF (militer Israel), pengembalian warga Gaza yang mengungsi ke rumah mereka, serta kesepakatan yang adil untuk pembebasan sandera dan tahanan Palestina, pejabat itu menambahkan.
BACA JUGA:
Sebelumnya, al-Akhbar Lebanon pada Hari Senin juga melaporkan keinginan Hamas untuk mencapai kesepakatan, sambil mengatakan PM Netanyahu juga siap untuk menandatangani kesepakatan.
Seorang sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan kepada Asharq News, Hamas telah diberitahu Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menginginkan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera sesegera mungkin, sebelum pelantikan dan mungkin sebelum akhir tahun, bahwa "Hamas dan perlawanan siap, tetapi masalahnya terletak pada pendudukan (Israel).