JAKARTA - Otoritas Nepal pesimis, menyebut tidak ada harapan adanya korban selamat jatuhnya penebangan Yeti Airlines di Nepal yang menjadi kecelakaan paling mematikan dalam 30 tahun terakhir, tetapi pencarian akan tetap dilanjutkan.
Tim penyelamat menggunakan pesawat tak berawak dan menuruni ngarai yang dalam pada Hari Selasa, untuk mencari reruntuhan pesawat turboprop ATR 72 Yeti Airlines yang hangus, yang membawa 72 penumpang dan awak pesawat ketika jatuh di dekat kota wisata Pokhara pada Minggu pagi.
"Tidak ada kemungkinan untuk menemukan orang yang selamat. Kami telah mengumpulkan 71 jenazah sejauh ini. Pencarian yang terakhir akan dilanjutkan," kata Tek Bahadur K.C, seorang pejabat tinggi distrik di Pokhara, Rabu, melansir Reuters 18 Januari.
Mengidentifikasi jenazah dan menghitung semua 72 orang sulit dilakukan, karena kondisi jenazah, kata Ajay K.C, seorang petugas polisi di lokasi penyelamatan.
"Sampai tes rumah sakit menunjukkan 72 jenazah, kami akan terus mencari orang terakhir," ujar Ajay K.C.
Diketahui, tim pencari menemukan 68 mayat pada tak lama setelah kecelakaan terjadi, dan dua lagi ditemukan pada Hari Senin. Kemarin, satu mayat lagi telah ditemukan pada sore hari, kata para pejabat.
Untuk kepentingan pencarian mayat, tim di lapangan telah mengalihkan aliran sungai terdekat, terang Gurudutt Ghimire, pejabat lain yang terlibat dalam operasi pencarian.
"Tidak ada yang tersisa di sana. Tapi pencarian akan dilanjutkan," sebut Ghimire.
Pada Hari Senin, tim SAR berhasil menemukan kedua kotak hitam pesawat yang jatuh, yakni perekam suara kokpit (CDR) dan perekam data penerbangan (FDR). Keduanya dalam kondisi baik, penemuan yang mungkin membantu penyelidik menentukan penyebab kecelakaan.
Karena Nepal tidak memiliki fasilitas untuk membaca apa data kotak hitam, perangkat itu akan dikirim ke negara yang direkomendasikan pihak pabrikan pesawat.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Yeti Airlines yang mengangkut 72 awak dan penumpang jatuh di Pokhara di Nepal, kecelakaan udara terburuk dalam tiga dekade di negara kecil Himalaya itu.
BACA JUGA:
Mengutip situs Aviation 24, armada Yeti Airlines yang mengalami kecelakaan merupakan pesawat jenis ATR 72-500 dengan nomor registrasi 9N-ANC dengan nomor penerbangan YT601 antara Kathmandu dan Pokhara.
Pesawat itu terbang dari ibu kota Kathmandu ke Pokhara, kota terpadat kedua di negara itu dan pintu gerbang ke Himalaya, lapor media pemerintah The Rising Nepal. Pokhara terletak sekitar 129 kilometer di sebelah barat Kathmandu.