JAKARTA - Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva tidak diterima di Israel sampai dia menarik kembali komentar yang menyamakan perang melawan Hamas di Gaza dengan genosida Nazi selama Perang Dunia Kedua, kata Menteri Luar Negeri Israel pada Hari Senin.
"Kami tidak akan melupakan atau memaafkan. Ini adalah serangan antisemit yang serius. Atas nama saya dan nama warga Israel, beri tahu Presiden Lula, dia adalah persona non grata di Israel sampai dia menariknya (komentar) kembali," kata Menteri Luar Negeri Israel Katz kepada Duta Besar Brasil Federico Mayer menurut pernyataan dari kantor Menteri Luar Negeri, melansir Reuters 19 Februari.
Israel menuduh Presiden Lula meremehkan Holocaust dan menyinggung orang-orang Yahudi dalam pidatonya dalam KTT Uni Afrika ke-37 di Addis Ababa, Ethiopia. Menlu Katz memanggil Duta Besar Federico Mayer ke peringatan Holocaust Yad Vashem di Yerusalem pada Hari Senin, untuk memberikan teguran atas pernyataan tersebut.
"Saya membawa Anda ke tempat yang memberikan kesaksian lebih dari apa pun tentang apa yang dilakukan Nazi dan Hitler terhadap orang Yahudi, termasuk anggota keluarga saya," kata Menlu Katz, dikutip dari The Times of Israel.
"Perbandingan antara perang adil Israel melawan Hamas dan kekejaman Hitler dan Nazi sungguh memalukan," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Lula menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai "genosida" saat berbicara dalam KTT Uni Afrika Hari Minggu.
"Apa yang terjadi di Jalur Gaza dengan rakyat Palestina tidak ada bandingannya dalam sejarah. Memang, hal itu terjadi ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi," katanya, melansir CNN.
Menanggapi itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan di media sosial X, Presiden Lula "meremehkan" Holocaust, "mencoba merugikan orang-orang Yahudi dan hak Israel untuk membela diri,", mengatakan "membandingkan Israel dengan Holocaust Nazi dan Hitler adalah tindakan yang melewati batas."
BACA JUGA:
"Israel berjuang untuk pertahanannya dan mengamankan masa depannya hingga mencapai kemenangan penuh dan hal itu dilakukan sambil menjunjung hukum internasional," tulis PM Netanyahu.
"Ini adalah sebuah upaya untuk meremehkan Holocaust dan sebuah upaya untuk menyerang orang-orang Yahudi dan hak Israel untuk membela diri. Membuat perbandingan antara Israel dan Nazi dan Hitler adalah tindakan melewati garis merah," kata PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan.