JAKARTA - Angkatan Bersenjata Turki (TSK) telah mulai menggunakan kendaraan darat tak berawak (UGV), sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Nasional mengatakan pada Hari Rabu.
"Kendaraan darat tak berawak, yang memungkinkan untuk mengamati dan memasuki area yang tidak mungkin dilakukan di setiap jenis operasi, telah mulai digunakan dalam pertempuran," kata kementerian itu, mengutip Daily Sabah 29 September.
Kementerian juga melampirkan infografis untuk Acrob, UGV yang dikembangkan oleh pabrikan Turki Elektroland Defense. Gambar tersebut menggarisbawahi kemampuan Acrob untuk bermanuver, memanjat rintangan tinggi, melewati air dan observasi.
Sebelum UGV Acrob, industri pertahanan Turki telah mendapatkan ketenaran di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir lewat beragam jenis produk untuk kebutuhan militer.
Drone Turki menjadi terkenal di seluruh dunia setelah penempatan mereka di Suriah dan Libya oleh TSK, serta di Nagorno-Karabakh oleh tentara Azerbaijan, membuka jalan bagi lebih banyak kesepakatan ekspor.
Mereka mendominasi pasukan darat lawan selama bentrokan di Provinsi Idlib pada Februari-Maret 2020, didukung amunisi cerdas dan penggunaan bersama dengan jet tempur Turki yang melakukan penerbangan di atas wilayah udara negara itu.
Di Nagorno-Karabakh, UAV Turki memberikan pukulan berat bagi pasukan pendudukan Armenia. Pakar pertahanan kemudian mengatakan kemenangan cepat Baku sebagian berkat penggunaan drone buatan Turki dan Israel.
Drone Bayraktar TB2 telah dijual ke beberapa negara, termasuk Ukraina, Qatar, Azerbaijan dan Polandia. Pada bulan Mei, Polandia menjadi negara anggota Uni Eropa dan NATO pertama yang memperoleh drone dari Turki.
BACA JUGA:
Arab Saudi juga dikabarkan tertarik membeli drone Turki. Latvia juga mengisyaratkan bahwa itu bisa menjadi negara anggota UE dan NATO kedua yang mengakuisisi drone Turki. Albania juga tertarik untuk mencapai kesepakatan untuk pengadaan Bayraktar TB2.