JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan pada Hari Minggu, "tidak akan ada kesepakatan" dan Israel akan dipaksa untuk bertindak jika kelompok militan Hizbullah tidak mundur dari Lebanon selatan.
"Israel tertarik pada penerapan kesepakatan di Lebanon dan akan terus menegakkannya sepenuhnya dan tanpa kompromi untuk memastikan kembalinya penduduk utara ke rumah mereka dengan aman," kata Menhan Katz saat berkunjung ke pangkalan Israel Defense Forces (IDF) di Israel utara, dilansir dari The Times of Israel 5 Januari.
"Namun, syarat pertama untuk penerapan kesepakatan tersebut adalah penarikan penuh organisasi teror Hizbullah di seberang Sungai Litani, pembongkaran semua senjata, dan (pemindahan) infrastruktur teror di wilayah tersebut oleh tentara Lebanon, sesuatu yang belum terjadi," katanya.
"Jika kondisi ini tidak terpenuhi, tidak akan ada kesepakatan, dan Israel akan dipaksa bertindak secara independen untuk memastikan kembalinya penduduk utara ke rumah mereka dengan selamat," imbuh Menhan Katz.
Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata pada 27 November. Gencatan senjata selama 60 hari yang ditengahi Amerika Serikat itu memerintahkan penarikan militer Israel secara bertahap setelah lebih dari setahun perang, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2006 yang mengakhiri konflik besar terakhir mereka, dikutip dari Reuters.
Berdasarkan perjanjian tersebut, para pejuang Hizbullah harus meninggalkan posisi di Lebanon selatan dan bergerak ke utara Sungai Litani, yang mengalir sekitar 20 mil (30 km) di utara perbatasan dengan Israel, bersamaan dengan penarikan penuh pasukan Israel dari selatan.
Militer Lebanon mengatakan sedang menindaklanjuti dengan UNIFIL (Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon) dan komite yang mengawasi perjanjian tersebut, mengenai apa yang disebutnya sebagai serangan mendalam pasukan Israel ke beberapa wilayah di wilayah Lebanon selatan.
UNIFIL sendiri menegaskan kembali kesiapannya untuk memantau wilayah selatan Sungai Litani, guna memastikan wilayah tersebut bebas dari personel bersenjata dan senjata, kecuali milik pemerintah Lebanon dan UNIFIL.
Dalam sebuah pernyataan pada Hari Sabtu, UNIFIL mengatakan Israel sengaja melanggar Resolusi Dewan Keamanan 1701 dan perjanjian gencatan senjata November yang dicapai antara Tel Aviv dan Beirut, mengutip IRNA dari jaringan Al-Mayadeen.
BACA JUGA:
"Hari ini (Sabtu) pasukan penjaga perdamaian melihat buldoser tentara Israel menghancurkan tong biru yang menandai garis penarikan di daerah "Al-Labuneh," kata pernyataan itu.
Selain itu, tentara Israel juga menghancurkan menara pengawas Angkatan Bersenjata Lebanon, yang terletak di sebelah salah satu posisi UNIFIL, tambahnya.
Dikatakan, penghancuran yang disengaja dan langsung oleh tentara Israel merupakan pelanggaran yang jelas terhadap Resolusi 1701 dan hukum internasional.