Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel mengatakan akan menghancurkan 'kepala' Hizbullah jika kelompok militan itu melanggar perjanjian gencatan senjata, saat mengunjungi posisi militer Israel di Lebanon selatan Hari Minggu.

"Kami telah mencabut taring ular itu, dan jika Hizbullah tidak mundur melewati Litani (Sungai) dan mencoba melanggar gencatan senjata, kami akan menghancurkan 'kepalanya'," kata Menhan Katz dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya, dilansir dari The Times of Israel 23 Desember.

"Kami tidak akan mengizinkan para anggota Hizbullah untuk kembali ke desa-desa selatan dan membangun kembali infrastruktur teror yang akan menjadi ancaman bagi masyarakat utara," lanjutnya.

"Kami akan memastikan penghapusan ancaman dan pemulihan keamanan untuk memungkinkan penduduk utara kembali dengan selamat ke rumah mereka," tambah Katz.

Diketahui, Lebanon, Israel dan negara mediator menandatangani gencatan senjata pada 26 November dan mulai berlaku sehari kemudian untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 14 bulan.

Gencatan senjata yang mulai berlaku pada pukul 04.00 waktu setempat atau 09.00 WIB, Rabu, 27 November, mengimplementasikan kesepakatan yang ditengahi oleh AS dan Prancis yang diperkirakan akan menghentikan pertempuran selama 60 hari, seperti dikutip dari CNN.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Angkatan Bersenjata Lebanon akan dikerahkan ke Lebanon selatan dalam waktu 60 hari, dan selama waktu tersebut Israel akan secara bertahap menarik pasukannya yang tersisa.

Kesepakatan tersebut juga mengharuskan Hizbullah untuk memindahkan pasukannya ke utara Sungai Litani.

Awal bulan ini, Menhan Katz mengatakan militer Israel siap untuk menyerang target-target Lebanon non-Hizbullah jika gencatan senjata antara Israel dengan Hizbullah gagal.

Kendati demikian, sejak awal bulan ini Israel telah melakukan sejumlah pelanggaran dengan melakukan serangan terhadap sejumlah target di Lebanon selatan.

Terbaru, pasukan Israel dilaporkan melakukan kembali melakukan pelanggaran gencatan senjata dengan menyerang sejumlah wilayah di Lebanon pekan lalu.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sheikh Naim Qassem awal pekan lalu mengatakan, perjanjian gencatan senjata dengan Israel bertujuan mengakhiri agresi, bukan perlawanan.