Bagikan:

JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) memilih untuk menahan diri dan mengonfirmasi terlebih dahulu hasil serangannya ke Beirut, Lebanon pekan lalu, saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim dua penerus kepemimpinan kelompok militan Hizbullah telah tewas.

PM Netanyahu mengatakan klaim tersebut dalam sebuah video yang dirilis oleh kantor perdana menteri.

"Kami telah menurunkan kemampuan Hizbullah. Kami melumpuhkan ribuan teroris, termasuk (Hassan) Nasrallah sendiri dan pengganti Nasrallah, dan pengganti penggantinya," kata PM Netanyahu, tanpa menyebut nama dua orang terakhir, melansir Reuters 9 Oktober.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Hashem Safieddine, orang yang diprediksi untuk menggantikan Nasrallah, mungkin telah "dihilangkan". Tidak segera jelas siapa yang dimaksud Netanyahu dengan "penggantian pengganti"

Sementa, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari memilih untuk menahan diri, mengatakan pihaknya mengetahun Safieddine berada di markas intelijen Hizbullah yang dibom pekan lalu.

"Kami menyerang markas intelijen Hizbullah di Beirut. Ini adalah markas kepala divisi intelijen, Abu Abdullah Mortada. Kami tahu Hashem Safieddine ada di sana bersamanya," ketika ditanya dalam konferesi pers, dikutip dari The Times of Israel.

"Hasil serangan ini masih diselidiki, Hizbullah berusaha menyembunyikan rinciannya. Jika kami mengetahuinya, kami akan memberi tahu publik," tandasnya.

Safieddine tidak terdengar di depan umum sejak serangan udara itu, bagian dari serangan Israel yang meningkat setelah setahun bentrokan perbatasan dengan Hizbullah.

"Saat ini, Hizbullah lebih lemah daripada sebelumnya selama bertahun-tahun," kata PM Netanyahu.

Militer Israel sendiri mengatakan pada Hari Selasa, serangan udara besar-besaran terhadap instalasi bawah tanah Hizbullah di Lebanon selatan selama 24 jam sebelumnya menewaskan sedikitnya 50 pejuang, termasuk enam komandan sektor dan pejabat regional.