Bagikan:

JAKARTA - Polri menyebut kelompok terduga teroris Villa Mutiara, Biringkanaya, Makassar menggunakan pola kluster terdekat. Para terduga teroris mengajak anggota keluarganya.

"Cara perekrutan jelas kluster terdekat, itu dari keluarga biasanya," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Kamis, 1 April.

Dalam kelompok ini sambung Rusdi biasanya kepala keluarga atau bapak yang terlebih dulu masuk dalam kelompok. Dari situ, istri dan anaknya ikut diajak masuk.

Pola perekrutan ini disebut lebih mudah untuk mengembangkan kelompok Villa Mutiara Makassar. 

"Yang terdekat saja yang akan mereka bawa, itu menjadi bagian yang termudah bagaimana bisa mempengeruhi orang-orang tertentu dengan paham-paham seperti ini," kata Rusdi.

Usai bom Katedral Makassar, Densus 88 Antiteror melakukan penangkapan di sejumlah wilayah yakni Makassar, Jakarta, Jawa Timur dan Bima NTB. Total lebih 20 orang terduga teroris ditangkap.

Setelah bom Makassar, seorang perempuan menyerang Mabes Polri, Rabu, 31 Maret. Perempuan berinisial ZA 6 kali menembak ke arah polisi yang berada di pos penjagaan Mabes Polri.

ZA yang diketahui berideologi ISIS ditembak mati polisi di Mabes Polri. Kini Polri memperketat pengamanan termasuk melakukan audit pola pengamanan di Mabes Polri usai teror penyerangan ZA.