Bagikan:

JAKARTA - Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden mengatakan pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai rencana untuk mempertahankan pasukan Israel di Koridor Philadelphia tanpa batas waktu, mempersulit negosiasi gencatan senjata dan sandera yang sedang berlangsung.

"Saya tidak pernah terlibat dalam negosiasi di mana setiap hari ada pernyataan publik tentang rincian negosiasi. Itu membuatnya sulit. Semakin sedikit yang dikatakan tentang isu-isu tertentu, semakin baik," kata seorang pejabat senior Pemerintah AS, melansir The Times of Israel 5 September.

"Menetapkan posisi konkret di tengah negosiasi tidak selalu membantu," kata pejabat itu dalam apa yang tampaknya menjadi salah satu kritik pertama atas komentar PM Netanyahu mengenai Koridor Philadelphia.

Hingga saat ini, pejabat AS menghindari berkomentar lebih langsung tentang komentar perdana menteri tersebut.

Pejabat itu juga mengkritik menteri Israel tertentu yang mengklaim, "kesepakatan yang dinegosiasikan entah bagaimana mengorbankan keamanan Israel."

"Itu pada dasarnya, sama sekali tidak benar. Kami telah memperhitungkan kekhawatiran keamanan Israel dalam negosiasi ini, dan jika ada, tidak mencapai kesepakatan ini lebih merupakan ancaman bagi keamanan jangka panjang Israel daripada benar-benar menyelesaikan kesepakatan dan itu termasuk masalah Koridor Philadelphia," tegas pejabat senior pemerintah tersebut.

Pejabat tersebut tidak mengidentifikasi menteri Israel, tetapi ia tampaknya merujuk pada anggota kabinet sayap kanan Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich, yang telah bersumpah untuk menentang dan menjatuhkan pemerintah, jika kerangka kerja yang ditetapkan oleh Negeri Paman Sam pada Bulan Mei diterima.

Diberitakan sebelumnya, PM Netanyahu menegaskan tidak akan menarik pasukan Israel dari koridor yang merupakan zona penyangga di Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir tersebut, mengatakan itu digunakan Hamas dan kelompok militan untuk menyelundupkan senjata.

Ia mengatakan, Israel hanya akan menyetujui gencatan senjata permanen di Gaza yang menjamin wilayah perbatasan antara Gaza selatan dan Mesir tidak akan pernah digunakan lagi oleh Hamas.

"Sampai itu terjadi, kami akan tetap di sana," katanya dalam konferensi pers di Yerusalem, melansir Reuters.

Di sisi lain, kelompok militan Hamas mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha untuk menggagalkan kesepakatan dengan bersikeras Israel tidak akan menarik diri dari koridor Philadelphia di Gaza selatan.

"Kami memperingatkan agar tidak terjebak dalam perangkap dan tipu daya Netanyahu, karena ia menggunakan negosiasi untuk memperpanjang agresi terhadap rakyat kami," kata pernyataan itu.